Oh hai.. Mari belajar...
Belajar tanganmu menggenggam tanganku, belajar mengerti apa yang ada diotakku, belajar menikmati bagaimana menjadi aku..
Kamu akan terkejut mengetaui tentang aku.
Kamu akan begitu menyukainya :)

Rabu, 30 November 2011

Altar...

Dari sebuah acara pernikahan, yang paling aku sukai adalah adegan saat dua manusia berada di altar.

Aku paling suka melihat orang yang dimabuk kepayang mengucap janji didepan altar....

Entah bagaimana caranya, raut wajah mereka akan berubah lucu. Ada yang tegang, ada yang seperti mau marah saking groginya, ada yang malu-malu kucing, dan ada juga yang mukanya memerah menahan tangis, tentu saja itu tangis bahagia.

Persamaan dari semua itu, perhatikan cara mereka memandang pasangannya. Walau semua berbeda cara, tetap saja ada cinta dimata itu.

Saat didepan altar, saat kamu mengucap janji, itulah kasih mula-mulamu pada pasangan. Itulah kali pertama kamu berjanji didepan Tuhan secara terang-terangan. Janji itu akan dimaterai dengan kata : "amen"

Bagian favoritku adalah saat kakak pertamaku mengucap janji didepan altar.

Jauh sebelum hari H, dia dengan percaya dirinya mengatakan bahwa dia sudah hapal luar kepala sebait kalimat janji setia itu. Dan siapa yang jadi bahan ejekan? Abang iparku. Saat belajar saja dia sudah grogi mati-matian. Kalimat pendek, yang jika diucapkan oleh aku atau kamu akan begitu mudah diingat, seolah susaaah sekali dihapal. Sedang kakakku? Ahha, dia penghapal yang hebat. Dua, tiga kali mencoba dia sudah lancar mengucapkannya.

Lalu tibalah saat itu, saat dimana mereka berdiri didepan altar dan sekeliling tampak hening. Abang iparku memulai dengan lancar. Aku menarik napas lega. Oke, yang kukhawatirkan berakhir. Tinggal kakakku, aku tak perlu cemas.

Tanpa dinyana, dengan senyum malu-malu, kakakku bersuara namun grogi. Tampak jelas bahwa semua yang dihapalnya lenyap seketika. Itu lucu, itu mengharukan.

Seketika aku seperti melihat anak perempuan mungil, polos, tanpa dosa, mengucap janji yang dari hatinya. Begitu romantis. Sikap grogianya bukan menunjukkan dia tidak yakin, tetapi malah aku melihat dia begitu mencintai.

Aku seperti terbawa hanyut kedalamnya. Kesepersekian detik pengalaman itu, aku mengguman, ya, aku percaya, ada cinta sejati yang Tuhan ciptakan. Itu bukan isapan jempol.

Ya, semua memang bisa berubah didepan altar. Yang tadinya percaya diri, bisa begitu grogi. Yang tadinya malu-malu, bisa begitu menyakinkan. Itu unik. Aku menyukainya.

Aku suka dengan senyum lega dua mempelai saat pendeta mentabiskan pernikahan mereka, bahwa dengan nama Tuhan, mereka bukan lagi dua melainkan satu. Aku suka cara Tuhan mempersiapkan senyum tersipu penuh cinta dikedua bibir pasangan.

Dan, selain bagian mengucap janji, aku suka saat pendeta memperbolehkan kedua mempelai berciuman. Bukan ciuman nafsu, tetapi ciuman "akhirnya, kamu milik aku".

Aku selalu suka cuplikan adegan diatas altar.
Aku suka senyum malu-malu dari kedua mempelai saat mereka bertatapan.
Aku suka melihat bagaimana mempelai pria begitu tegangnya dan bermuka serius tanpa senyum, sementara mempelai perempuan tersenyum simpul seolah menutupi keinginannya untuk lompat kepelukan pasangannya.

Aku suka cara tiap pasangan memasangkan cincin dijari manis lawannya.

Aku suka melihat tarikan napas lega setelah semua berakhir.

Aku suka pandangan percaya diri dari mereka saat meninggalkan altar.

Ah Tuhan, aku begitu terkesan dengan bagaimana Engkau menciptakan berbagai adegan yang begitu sempurna disebuah altar.

Aku berharap suatu saat nanti akulah yang menjadi pemeran utama di adegan altar itu. Tentu saja disamping pasanganku yang tersenyum grogi saat memandangku. Disamping laki-laki yang aku mau hidup selamanya bersamaku, dalam keadaan apapun. Saat senang, saat sedih, saat kaya, saat miskin, saat sakit, saat sehat, sampai maut memisahkan. Kami bukan lagi dua, melainkan satu.
(‾ʃƪ‾)

Jumat, 21 Oktober 2011

Mantanku, Sahabatku...

Berikut merupakan salah satu dari banyak kejadian yang membuat aku meluangkan waktu untuk berpikir tentang orang lain. Sebuah cerita yang terbentuk dari tangis lirih seorang sahabat yang sebetulnya sangat disayangkan mampu bersedih untuk masalah yang sebaiknya tidak perlu jadi masalah dalam sebuah hubungan.

Oh aku sungguh tidak bisa mengerti apa yang ada dikepala seseorang yang mengaku bersahabat dengan mantannya tanpa melibatkan perasaan.

Mungkin aku terlalu naif, katakan saja bahwa salah satu dari kamu yang membaca postingan ini malah mampu bersahabat dengan semua mantanmu sementara kamu punya pacar dan oh yeah, thats nice, pacarmu tidak cemburu. Tetapi aku yakin, kasus itu hanya ada satu banding seribu lebih. Dan aku yakin, orang yang mampu menjalaninya adalah orang yang hatinya sekuat karang.

Aku sudah pernah berada disegala posisi yang berkaitan dengan mantan.
Aku pernah mencemburui mantannya kekasihku.
Aku juga pernah ingin kembali dekat dengan mantanku sebagai seorang sahabat. Tetapi aku mundur untuk hal itu. Aku tau, aku tidak akan bisa menguasai keadaan di masa depan jika aku kembali memasukkan mantan didalam hidupku.

Aku bisa berteman dengan mantanku, tentu saja aku mampu. Tidak ada yang susah menjadi seorang teman dari mantanmu yang kamu tau sifatnya.
Tetapi bagaimana dengan sahabat?

Aku akan membatasi arti sahabat. Menurut paradigmaku, sahabat adalah orang yang tau kamu luar dalam, orang yang bisa kamu ceritakan segala masalahmu tanpa kamu tutup-tutupi. Sahabat adalah tempat segudang rahasiamu. Menemanimu berbagi suka dan duka. Sahabat itu punya jalinan kasat mata. Dia tau apa yang tidak orang tau tentang perasaan dan pikiranmu disaat-saat tertentu.

Jadi, bagaimana mungkin kamu bisa bersahabat dengan orang yang dulunya pernah kamu cintai? Apakah kamu bisa menjamin perasaanmu tidak akan kembali saat kamu nyaman sekali curhat dengannya? Apa kamu bisa menjamin kalian tidak akan menggali masa lalu, sadar ataupun tidak sadar? Apa kamu bisa sekuat itu.

Oke, posisikan kalian sama-sama sendiri. Bersahabat mungkin tidak masalah. Kalau kalian merasa masih ada cinta, kalian bisa bersama lagi. Atau misalkan pacaran kalian dulu hanya dalam jangka pendek atau kalian berpacaran, lalu memutuskan bersama bahwa kalian tidak cocok, tidak ada cinta yang harus diperjuangkan.

Mungkin itu lebih mudah, u know, mengganti peran dia dari mantan menjadi teman, bahkan sahabat. Bagaimanapun, mantanmu adalah salah satu orang yang -paling tidak, pernah- begitu mengenal kamu.

Aku selalu meyakinkan pada diriku maupun orang terdekatku bahwa tidak ada gunanya membenci seorang mantan, karena dia pernah begitu berharga. Menjadi seorang teman adalah bentuk penghargaan darimu karena kalian pernah melalui hari bersama.

Tetapi apa jadinya jika kamu membiarkan mantanmu berperan sebagai sahabat, sementara kalian menjalin hubungan dengan orang lain? Apa kamu tidak pernah membayangkan, betapa risihnya punya pacar yang masih "bersahabat" dengan mantannya?!

Apalagi kalau kalian sependapat denganku, pacar adalah sahabat beda jenis kelamin.
Lalu, apa gunanya pacar kalau kalian masih mencari sahabat yang berbeda jenis kelaminnya?
Dan untuk apa kamu curhat tentang bertengkarnya kamu dengan pacarmu pada sahabatmu?
Untuk membantu kamu mengerti sudut pandang pasanganmu sebagai seorang laki-laki/perempuan?
Untuk membantumu menganalisa duduk permasalahannya?
Kenapa kamu tidak cerita dengan sesama sahabatmu saja - yang notabene bukan mantanmu? Atau mungkin sahabatmu yang berbeda jenis kelamin namun tidak punya sejarah percintaan denganmu!

Ah, taukah kamu bahwa sangat sakit menghadapi kenyataan dimana dia memilih "ngadu" tentang pertengkaran kalian kepada mantanmu?!

Disana kalian akan berbagi, awalnya dia mendengar dan kamu berkeluh kesah. Kemudian dia akan menjelaskan duduk permasalahannya. Kamu akan menganggap "dewasa" betul mantanmu ini. Baik betul dia meluangkan waktu untukmu. Seketika, tanpa kamu sadari, kamu akan mengenang saat-saat lampau.
Kamu akan berpikir, dulu, kenapa dia tidak seperti ini? Dulu, kamu begini. Dulu dan dulu yang lain.
Malah dibeberapa kondisi, kalian akan melontarkannya langsung.
Apakah itu tidak terlalu berisiko?

Tentu saja kamu akan memandang dia hebat karena mampu memberimu jalan keluar dari pertengkaranmu, karena bukan dia pacarmu. Kamu tau, orang lebih mudah menilai seseorang jika dia tidak berada dilingkaran kamu.

Seperti sebuah ilustrasi, dimana kamu pergi kesebuah ruang, disitu bau sekali. Saat pertama masuk, kamu tidak akan tahan. Tetapi setelah beberapa lama, kamu akan terbiasa. Kamu tidak bisa lagi mengatakan ruang itu bau. Nah, kemudian kamu keluar dari ruangan itu. Kembali mendapat oksigen bersih. Apa yang kamu rasa? Kamu bisa membedakan baunya.

Itu sama seperti kalimatku sebelum ilustrasi. Mantanmu dapat menjadi sahabat yang handal, karena dia pernah berada -mungkin saja- disituasi pertengkaranmu dengan pacarmu dan violaa, tentu saja dia mudah menebak apa yang harus kamu lakukan.

Kemudian kamu akan memuji, terkejut pada kedewasaan yang dia lakukan. Sekali lagi aku katakan, mudah saja dia memberi nasihat cemerlang. Dia tidak sedang ber ada diposisi itu!

Apa gunanya membuat pacarmu kawatir dengan kemungkinan kamu yang bisa jatuh cinta lagi kepada mantanmu.
Kamu tidak bisa menyalahkan dia. Kamu dan mantanmu tentu punya segudang rahasia masa lalu dan dengan kalian dekat, bukan tidak mungkin kalian berkesempatan mengenangnya.

Jadi kamu bilang tidak ada yang perlu dikhawatirkan? Bahwa kamu sangat mencintai kekasihmu dan mantanmu bukan saingan dia? Lalu, kalau memang dia tidak sebegitu berharganya, kenapa kamu membiarkan pacarmu meluangkan waktu untuk cemburu maupun kesal dengan mantanmu? Kenapa kamu rela mengorbankan hubungan kalian demi seorang sahabat dari masa lalumu?!

Kenapa kamu tidak meyakinkannya dengan meninggalkan mantanmu.

Hei Pacar, bukanlah sebuah sikap menuduh, tidak percaya dan cari-cari alasan jika mantanmu memprotes kedekatanmu denagn mantanmu. Kamu mungkin bisa menjaga hatimu, tetapi apa kamu bisa memastikan bahwa tidak ada lagi perasaan cinta yang dibawa mantanmu kedalam persahabatn kalian? Kamu tidak bisa memaksa perasaan seseorang. Yang kamu dapat lakukan adalah menjaga perasaanmu dan hubunganmu.

Kalau semisalnya kamu tidak pernah berhubungan dengan mantamu dan pacarmu malah cemburu, itulah yang tidak baik. Tetapi kalau kamu menunjukkan bahwa kamu masih dekat dengan mantanmu, katakanlah sahabatan, dan si dia kesal, mungkin sudah saatnya kamu mencoba berada diposisi pacarmu.

Dan, inilah yang harus aku katakan pada sang mantan.

Oh aku tau kamu tidak punya rasa lagi sama dia, kamu sudah move on, sudah mampu melupakan dia. Lalu kenapa kamu mau mempertaruhkan nama baikmu hanya untuk menjadi sahabat mantanmu?

Aku pernah berada diposisi dimana aku mengganggu kehidupan mantanku. Aku merasa tidak bersalah waktu itu. Aku menghubungi dia dan baru tahu kenyataan bahwa dia sudah memiliki perempuan lain disampingnya. Apa kamu mundur? Hell no, aku pernah hampir saja merusak harga diriku. Aku bertahan setidaknya dua minggu untuk mendapatkan kembali kekasihku itu. Tetapi kemudian aku berpikir, kenapa aku begitu egois?
Masa ku sudah lewat, sekarang saatnya dia bersama kekasihnya yang baru. Kalau memang dia mencintaiku, dia tidak akan pernah menggantikan posisiku.
Aku membayangkan betapa kesalnya berada diposisi kekasih yang mantan dari pacarnya terus mengganggu. Itu Menjengkelkan -dengan M Kapital-.

Aku harus menghormati pilihan mantanku, aku harus menghormati kekasihnya, terlebih aku harus menghormati diriku sendiri.
Jadi disitu aku memutuskan berhenti merusak hari-harinya. Agar aku mampu mengembalikan harga diriku dan memperlihatkan aku sesungguhnya sebagai orang yang fair.

Lalu aku juga pernah punya mantan yang mati-matian mengajakku berada diposisi sebagai sahabat. Dia akan sukarela menceritakan pengalamannya dan rasa kesalnya dengan kelakuan sipacar.
Aku menutup telinga, pun jalan untuk dia masuk. Aku tidak mau mendengar dan menghiraukannya.
Itu urusan dia dan pacarnya, jika dia punya masalah, mending dia langsung berbicara dengan pacarnya atau sahabat-sahabatnya.
Aku tidak punya waktu untuk sesi curhat simantan yang bisa jadi berakhir dicerita sipacar mencak-mencak melihatku.
Aih, aku tidak serendah itu.

Aku mau jadi teman, tetapi bukan sahabat mantanku. Itu harga mati.

Aku juga harus menghargai perasaan pacarku, terlebih perasaan pacarnya.

Tidak apa-apa kamu menyesali kenapa kalian tidak jadi sahabat, karena mantanmu ini orang yang menyenangkan, humoris, ganteng, bla, bla, bla.
Masalahnya, pacar mana yang suka kekasihnya bersahabat dengan mantannya? Guess what, i bet u, u will say: oh damn, u are right astrid!

Teman, puaslah untuk menjadi temannya. Jangan mau jadi sahabatnya. Dengan begitu kamu menyelamatkan perasaan banyak orang, paling ga, perasaan kekasih barunya (bahkan kekasih barumu).
Kamu pasti tidak ingin dianggap perusak, walau sebetulnya tidak. Jangan kasih kesempatan orang tersakiti.

Aku tau, bisa jadi kalian tidak bermaksud jahat, tetapi bijaksanalah... Jangan egois, hanya memikirkan perasaanmu dan penilaianmu.

Seorang pacar pantas untuk cemburu pada mantan kekasihnya yang masih berhubungan dengan kekasihnya.
Dan, seorang mantan pantas untuk menjaga jarak dan belajar untuk menganalisis pendapat orang lain... Jadilah dewasa, teman..

Hidup itu pilihan, kamu tidak bisa memiliki semuanya. Kamu harus memilih.

Terima kasih.

*mohon maaf jika content ini menyinggung satu pihak atau terlalu keras. Saya hanya mengutarakan pendapat saya dan pandangan saya tentang persahabatan mantan ini. Kalian boleh tidak setuju atau setuju dengan cerita diatas. Saya tidak akan memaksa. Karena saya tau, kehidupan, penerimaan dan pendapat orang itu berbeda-beda. Saya hargai itu*

Senin, 19 September 2011

Postingan pembuka :D

Oh hiii kalian-kalian semuaaa..

Well, kalian harus puas dengan beberapa paragraph postingan ini karena aku tidak akan membicarakan sesuatu topik khusus.

Sebenarnya, ada satu topik yang aku sudah susun dalam beberapa minggu. Tetapi ada banyak penyempurnaan karena itu adalah topik yang penting buat saya dan saya berharap dari situ akan banyak orang yang belajar :)

Wuuuih, topik itu bakal puanjang banget. Mungkin menjadi satu-satunya postingan terpanjang dari blog saya ini. Kali ajaaa..

Selain itu saja lagi disibukkan dengan sebuah project yang saya sebut project "empat-sebelas". Hahaha

Itu tidak bisa saya uraikan sekarang, karena berkenaan dengan seseorang yang spesial dan -oke walaupun dia jaraaang banget buka nih blog- saya takut dia bisa baca semua yang saya rencanain yang berakibat pada kegagalan. :p

Satu bocoran saja, "empat-sebelas" itu mengacu pada sebuah hubungan penuh tantangan dan perjuangan. Sebuah hubungan yang pernah saya tolak, pertanyakan, pertentangkan, dan kemudian saya syukuri lebih dari apapun.

Ah, kalian cerdas, kalian pasti sudah tau maksud saya.

Ya, itu -apa strid?!- itu mengacu pada sebuah kesempurnaan dalam berkembang :)
Mengacu pada hal-hal indah dan heroik.
Mengacu pada tawa, tangis, dan peristiwa yang banyak orang ingin alami.

Sebenarnya saya ingin menarik kalian masuk kedalam rencana ini -entah bersyukur atau malapetaka :p-. Tapiiii, kalian taulah alasan itu. Susaaah deh, nanti bocor :p

Terhitung ada satu sahabat yang sudah saya repotkan dengan imajinasi dan kemungkinan-kemungkinan rencana yang bisa dibuat. Ya, dia sudah sangat kerepotan. Masih banyak sahabat lain yang harus saya perdayakan otaknya. Pokoknya saat itu harus sempurna, paling ga buat aku dan dia :)

Tunggu saja waktu itu yah, akan saya beritau rencana dan hasilnya.

Doakan saja apa yang saya rencanai dikabulkan Tuhan. Itu saja, karena tanpa persetujuan Tuhan semuanya akan sia-sia.. :)

Tunggu hasilnya dalam, em, dua bulan mendatang :D

I love you, all :*

Rabu, 07 September 2011

Jatuh cinta pada cinta

Dari seorang kekasih aku belajar...

dan mungkin beginilah Tuhan melihat kami dari atas :p

Hei kamu yang ada disana, yang sedang membaca tulisanku ini sambil minum kopi, apa kabarmu?!

Aku ingin share tentang hidup seseorang yang saat ini begitu aku idolakan.

Mari kita sebut dia "brown eyes".
Kenapa? Karena matanya coklat :p

Sama seperti lagunya Destiny's Child, saat menatap matanya, aku tahu bahwa ia mencintaiku.

Entah kenapa aku bisa meleleh begitu saja, seperti seorang anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya.
Ada damai, ada tawa, ada kesederhanaan didalam itu. Kadang aku "mengeluh", Tuhan kenapa tidak dari dulu aku rasakan yang seperti ini.

Ya, aku sudah mengenalnya lama, sangat lama. Malah dia orang yang sanggup bertahan dengan aku yang begitu semaunya.

4 tahun bersama, 3 tahun menjalin cinta, satu tahun memutuskan berpisah lalu selamanya berjanji setia...

Aku tidak akan menceritakan tentang dia.
Well, dia sesederhana tabel debit kredit, sesederhana hukum Ekonomi, tetapi cinta dialah yang buat aku tertarik.
Membuat aku berpikir rumit, serumit tabel debit kredit yang ga balance :p

ah, cinta itu, cinta yang rumit itu mengajarkan banyak hal padaku.

Simak ini dan pelajari semuanya.
Kamu akan tahu, ada cinta yang sehebat ini (mungkin, selain cinta kamu dan pasanganmu :p)

Cinta si brown eyes itu pemaksa. Buktinya dia tetap disana saat aku memilih orang lain.

Cinta si brown eyes itu keras kepala. Buktinya dia tetaplah dia yang dulu saat aku memilih untuk berubah menjadi orang yang tidak dia kenal.

Cinta si Brown eyes itu sifatnya pekerja keras. Buktinya ia kerja keras dan tekun untuk membuat aku sadar bahwa dialah yang pantas diuji.

Banyak kejadian yang menerpa kami, tetapi hanya satu kejadianlah yang benar-benar memukulku telak. Kejadian apa itu? Hahaha, biarkan tetap jadi rahasia saya :D dan ya, dari cinta inilah aku belajar memaknai kejadian itu.

Beberapa minggu terakhir, aku seperti bersama orang yang baru. Setelah kejadian yang tadinya kurasa sangat menyakitkan, aku belajar banyak dari itu.

Lalu jadilah kami berjanji menjadi pribadi yang baru.
Pribadi yang saling menghargai dan lembut.
Pribadi yang sabar dan pengertian.

Benar kata sahabat-sahabatku, mudah mencintai orang jika kamu bisa membuka hatimu.

Kamu tau, cinta yang hebat kebanyakan sulit kamu dapatkan.
Ia harus melalui berbagai proses pendewasaan.
Ya, kami sama-sama setuju bahwa apa yang kami alami saat ini adalah sebuah proses pendewasaan.

Melupakan rasa sakit masa lalu, berjalan bersama untuk saling membuat tawa.

At least, sejak memutuskan bersama, tidak ada satu kalipun kami bertengkar. Mungkin bagi kalian itu biasa, tetapi untuk aku yang (dulu) egois dalam berhubungan, itu luar biasa.

Pernah baca buku "men from mars and woman from venus"?

Penulisnya benar.

Saat kamu bisa menghargai dan pengertian, hubungan yang kalian jalin akan mudah berjalan.

Lalu bagaimana menghargai itu?
Hargailah dia sebagai seorang individu yang punya hidup sendiri dan hidup sosial. Hargai setiap pemikiran dia dan paradigmanya.

Mengertilah bahwa pasanganmu adalah manusia yang sama sepertimu, dimana punya rasa marah, rasa kesal, rasa bahagia, dimana ia punya emosi yang utuh seperti yang kamu punya.

Pedulilah atas apapun yang ia kerjakan. Atas apapun yang ia rasakan, luangkanlah waktu untuk mendengar dan bersimpati.

Lalu hormatilah perasaan dia. Hormati rasa cintanya, hormati keberadaannya, dan hormati apapun yang ia kira tentang anda.

Jangan abaikan kritikannya. Jangan abaikan kemungkinan ia merasa tidak nyaman. Tanyakan apa masalahnya lalu cobalah berada diposisinya.

Bukan perbedaan yang membuat batas, tetapi ketidakinginan mengerti perbedaan itulah akar masalahnya.

Cinta si brown eyes mengajarkan saya banyak hal. Satu yang penting, ia mengajarkan bahwa cinta itu setia, menerima apa adanya dan selalu harus diperjuangkan. Cinta si brown eyes itu sangat sederhana. Ia tidak mengharapkan disambut, ia hanya butuh kamu tau bahwa ada dia yang tetap setia dan berdoa bahwa cinta dialah yang benar.

Cinta itu mendewasakan aku. Mengajari aku bagaimana sebuah hubungan dijalani.

Kemudian, cinta itulah yang keluar sebagai pemenang.

Tuhan ternyata tidak pernah salah. Pantas saja Ia kekeuh membuat si cinta tidak kehilangan rasa. Tuhan memang penuh taktik. Ia ijinkan aku menghadapi pengalaman yang mendewasakan serta mengubah cara pandangku.

Sekarang, aku berharap cinta itu tidak pernah berhenti, tidak tercoreng oleh emosi yang tak terbendung. Sekarang aku berdoa agar aku bisa mempertahankan cinta itu selalu bahagia.

Aku jatuh cinta pada cintanya.
:)

Doakan aku agar tetap merasa seperti ini dan tidak merusak lagi.

Cinta itu mengajar ku, mendewasakan ku dan membuatku jatuh cinta pada cintanya.

Jumat, 02 September 2011

Berbagi kisah tentang Anyer

Asik asik asiik.. akhirnya aku bisa juga keluar dari rutinitas ala kantoran Jakarta dan menikmati indahnya pantai Anyer... Hmm, Udah berapa tahun yah lamanya aku ga menyentuh air laut :(

Ceritanya nih, aku tuh paling suka sama pantai. Dari umur satu tahun sampai kelas 1 SMP Catur Wulan 1, aku hidup di pesisir pantai. Jadi, bagaimana aku tidak mencintai pantai? :)

Ini aku kasih pembuka foto ku dipantai saat sore hari *narsis*

menanti matahari terbenam

Ini liburan asik namanya karena digratiskan dari segala akmodasi dan biaya bersenang-senang. Kalau ada yang nanya adakah liburan ke Anyer yang murah, lihatlah saya :p. Asli saya hanya mengelurkan duit RP 50.000 selama 3 hari disana. Itu pun karena pengen makan momogi dan teh kotak :p 

Perginya bareng keluarga abang ipar dan saya tidak lupa mengajak sang calon juga :p

Kiri ke kanan - Pacar, Saya, Kakak yang sedang hamil, dan Abang ipar kesayangan

Sekalian acara liburan ini seolah-olah dikasih gratis oleh kakak dan abang ipar terkasih untuk merayakan bersamanya lagi saya dengan si dia yang sempat berpisah beberapa lama (banget). 

Kami berangkat dari Anyer dengan rombongan besar (4 Mobil saudara-saudara) dan mereka semua membiarkan aku dan si ayang melancong layaknya turis asing. Puas pokoknya deh ;)

Pengalaman jalan-jalan ini membuka satu lagi kenyataan bahwa bisa jadi saya sudah menemukan pria yang tepat :)

Mengapa bisa begitu?

Kalau pasangan lo dekat dengan keluarga lo, mungkin itu hal yang biasa. Well, siapa yang ga mau ngedekatin diri dengan keluarga pacarmu saat kamu berharap bisa mempunyai masa depan bersama dia? Tapi yang aku suka dia ga segan ngumpul dengan keluarganya Abang Iparku. Usaha itu sangat menyenangkan.

Ah, tidak usah bicarakan dia terlalu banyak, itu ada sesinya sendiri.

Disini aku pengen cerita soal jalan-jalanku ke Anyer saja. Kata-kata salah satu Manager di kantorku tidak terlalu salah saat aku menyatakan pengen pergi ke Anyer. 
"Hah? Apa yang mo lo liat di Anyer, Astrid?" katanya lantang.

Ya, Anyer hanya berkisar tentang laut dan laut. Aku ga ngerti yah, apa karena aku datang saat liburan pertama atau bagaimana, namun yang pasti Anyer memang tempat yang cocok untuk orang-orang yang ingin menyepi.

Kami tinggal di salah satu cottage bernama " Hawaii ". Letaknya agak diujung, jauh dari kebisingan kota. Tempatnya sendiri sih enak. Desain tiap sisi cottage begitu indah, sayang aku ga bisa mengabadikannya. Untuk acara liburan keluarga cukup menyenangkan. Tetapi yah itu tadi, jangan harap kamu menemukan keramaian disini seperti di pesisir pantai Bali. 

Pantai di sepanjang cottage ga bisa di buat berenang karena dibentengi oleh karang tajam dan batu yang gede-gede, yang sengaja dibuat untuk memecah ombak :). 

Lihat batu-batunya, gede kan :(

Nih, karangnya gagah Booo.. Ini pas airnya surut yah  :)

Kalau airnya surut, kamu bisa melihat kepiting. Di sepanjang jalan juga dibuat semen untuk kamu duduk, romantis memang tetapi yah itu tadi kamu gak bisa berenang disana. Kalau malam hari, suka ada yang hidupin kembang api disana dan kamu bisa melihatnya sambil menikmati kehadiran pasanganmu disampinmu. coba, kurang romantis apa? :p

semen yang mengitari pantai cottage ini bisa dijadikan dudukan yang keren :p

Kalau mau main air, kamu harus ke arah kota dulu. Salah satu tempat yang lumayan bagus itu ada di Hotel Nuansa Bali. Kamu bisa puas main air dan menikmati fasilitasnya. 

Selain bisa bermain pasir, kamu bisa coba Jet Ski (sayangnya ga bisa ane abadikan neh karena ga ada yang ngeh untuk memfotonya -,-), Banana boat sampai papan luncur yang agak empuk yang siap menghidangkanmu pada ombak ganas :p

Menerjang ombak dengan papan luncur
Abang ipar yang sempat merasakan nikmatnya iir laut masuk ke hidung dan telinga
serta sakitnya pukulan ombak. Selamat bang :p

Sesi satu mengitari pantai dengan banana boat. Jatuh ditengah-tengah dan puas rasanya
Sesi kedua untukku, kali ini bersama cowok-cowok. 

Sempat jatuh  (lagi) di tengah-tengah laut saat sesi kedua. Takut? emm, bahasa apa itu? :p

Pokoknya seru banget. Apalagi kamu bisa menikmatinya dengan orang-orang yang kamu kasihi :)

Oke, cukup disini saja kisah saya di liburan kali ini. Apa kamu pernah mencoba kesini? Ayo coba share karena aku pengen kembali kesana lagi menikmati suara ombak di malam hari tanpa keributan dan bintang-bintang yang bertebaran.

Initinya, pergilah ke Anyer kalau kamu butuh ketenangan :p

Kamis, 18 Agustus 2011

inilah yang dimaksud...

Ooooh Tuhan, harus bagaimana lagi aku mengatakan padaMu bahwa Engkau keterlaluan baiknya!!! Baik, baik, baik banget!!!

Memang sih, emmm, terkadang aku masih suka nanya : "kenapa yah Tuhan?" Tetapi tidak pernah, tidak pernah Engkau mengecewakanku. Setelah kejadian itu, Engkau bertubi-tubi pamerkan sahabat-sahabat yang baik. Teramat baik seperti Engkau.

Well, oh hai teman. Ehem, maap pembukanya langsung begini. Habisnya sumpah, seminggu ini rasanya aku ada disurga! Ya surga. Kalau dibilang kedamaian, ketenangan, keamanan, kenyamanan, tawa, syukur, cinta itu adalah surga, saya sudah ada disana!

Seminggu ini, dimulai dari tanggal 13 agustus adalah surga saya!

Sebenarnya berawal dari tanggal 12 agustus, dimana saya berasa semua sudah selesai. Aku berada dititik terendah. Aku suka memperjuangkan apa yang aku mau, namun yang aku mau malah menjauh dan menolakku. Disitulah aku merasa benar-benar selesai.

Lalu datanglah aku ke cubicle Mbak Lia, yang hari itu tampak cantik ( emm, well, sebenarnya tiap hari ini orang selalu cantik. Dia selalu teliti saat menggunakan setelan kekantor dan make upnya tidak pernah gagal. Beda dengan saya yang anget-angetan tampil rapi dikantor :p ).

saat itu Mbak Lia, yang juga satu team dengan saya sangat amat sibuk. Dia sedang bergelut dengan tabel-tabel project yang akan kami laksanakan dalam sebulan ini. Tetapi, saat aku datang, berjongkok disampingnya, menatap iba, dia memelukku. Saat itu aku benar-benar butuh pelukan!

Dan dia memelukku seperti kakak-kakakku. Aku bercerita panjang lebar, aku mengeluh, menangis, mengeluh, nyengir, dan sumpah tampak lemah selemah-lemahnya.

Kami bercerita banyak diwaktu yang sangat singkat. Dan ya, dia orang pertama yang menamparku keras, pas dihatiku. Emmm, ini maksud namparnya kiasan yah saudara-saudara.

Dia berbicara lugas, tanpa berusaha memperhalus bahasa, dengan tegas dan apa adanya. Sambil terseyum.

Apa yang kami bicarakan? Ah, terlalu panjang dan banyak rahasia :p

Kemudian hari berganti, aku menanam kata-kata itu tepat diotakku. Tidak berusaha melawannya lagi.

Dihari-hari berikutnya, satu persatu keberuntungan dipihakku.
Sahabat silih berganti membuatku tertawa. Seolah-olah Tuhan membuat sayembara agar aku tertawa lagi. Maksudku, tertawa lepas seperti sekarang.
Aku menemukan dia, mendapatkan dia, pokoknya dia yang benar-benar sempurna perasaannya.

Lalu dengan begitu banyak hal baik, penutupnya adalah tadi saat lunch bareng mas Bunga. Ya, dia penutup yang hebat.

Jadi apa yang bisa saya share dari pengalaman dua atau tiga minggu kegalauan saya?

Begini pembicaraan yang berhasil saya simpulkan dari kalimat-kalimat keren Mbak Lia, Mas Mario, Maudy dan beberapa orang menarik disekitar saya..

Begini yah saudara-saudara penikmat cinta, orang yang mengasihi kamu, maksudku benar-benar menyayangi kamu, tidak akan pernah meninggalkanmu saat kamu dalam masa-masa payah.
Kemungkinan besar, iya, dia akan menyerah, tetapi tidak dengan begitu saja meninggalkan kamu tanpa berdiskusi dan kemudian mencari penggantimu.

Tidak ada alasan, satu alasanpun, yang membenarkan keadaan dimana dia mendapatkan penggantimu tanpa bicara terlebih dahulu, apalagi saat dia memperlakukanmu cukup baik disaat kamu bertemu. Oke, katakanlah kamu putus sama dia sudah sebulan, dua bulan, tiga bulan, namun kemudian dia mengajak kamu bertemu kembali, berkata kangen, kemudian hari itu kalian beradu pendapat dan tidak menemukan titik temu, tidak berbicara lagi untuk dua minggu kemudian dan adakadabra, dia menemukan penggantimu.

Dia tidak selingkuh, tentu saja itu tidak dikatakan selingkuh ;)
Tetapi bagiku itu curang :D

Oh yah, bagaimana dengan keadaan kamu yang akhir-akhir ini emosian, suka marah-marah karena mungkin tekanan disekelilingmu yang semakin besar, membuat dia meninggalkanmu? Itu tidak dibenarkan.

Karena menurut Mbak Lia, malah saat-saat seperti itulah pembuktian bahwa dia mengasihimu. Ingatkah janji " saat senang, saat susah?" " Saat bahagia, saat sedih?"

Laki-laki / perempuan yang berkata dia menyayangimu, tidak akan menyerah dengan keadaan seperti itu.

Dia malah seharusnya tetap disana dan memastikan semua akan baik-baik saja. Hei, siapa yang mau melepaskan orang yang disayanginya? Siapa yang mau membiarkan orang yang dikasihinya menangis seorang diri?!

Susah menemukan orang yang mengasimu sepeti itu? Apa malah kamu merasa tidak ada?

Ahaaa, kamu salah. Percayalah, aku sudah menemukan orang yang seperti itu. Orang yang tetap ada, tanpa menuntut, selalu ada disampingmu, menyadarkan kamu bahwa ada dia yang peduli padamu.

Cinta bukan diuji saat kamu bahagia, saat masa-masa indah kalian lewati berdua. Perasaan cinta teruji saat-saat susah. Saat-saat dimana salah satu diantara kalian menjadi begitu menyebalkan dan kalian berusaha meyakinkan dia bahwa dia aman bersamamu.

Aku menyukai kalimat-kalimat mas Bunga yang berkata " orang yang menyayangi kamu tidak akan membuat kamu menangis dan terluka. Dia tidak akan meninggalkan kamu. Dia menerima kamu apa adanya."

Apa bedanya cinta dengan sayang?
Cinta itu harus memiliki maka dia akan baik sama kamu.
Kalau sayang, walau tidak memiliki kamu, dia akan tetap sama, tetap baik padamu.

Kalian setuju dengan pendapat Mas Bunga? Ya, aku 100% setuju.

Sama seperti orang tuamu, mereka akan tetap menyayangimu walau kamu sedang dalam keadaan paling menyebalkan bahkan saat kalian berada dimasa kenakalan teramat sangat. Sama seperti kakak atau adekmu yang tetap menyayangimu saat kamu berbuat salah dan merusak semuanya. Sama seperti sahabat-sahabat sejatimu. Apakah mereka akan meninggalkanmu saat kamu berbuat salah? Saat kamu menyakiti hati mereka? Tidak. Mereka mungkin akan memberi kamu pelajaran, tetapi tidak akan meninggalkan apalagi mengkhianatimu.

Lalu bagaimana pasangan baik itu?
Pasangan yang benar-benar mengasihimu dan baik adalah pasangan yang tidak akan membuatmu menangis sampai tertidur, menanamkan perasaan bersalah dan penyesalan. Ia tidak akan meninggalkanmu saat kamu butuh pegangan. Ia tidak berjalan menjauh sembari tersenyum riang berkata " aku sudah menemukan penggantimu".
Dia tidak akan, dengan sengaja, membuat kamu yang bersalah atas rusaknya hubungan kalian.

Orang yang menyayangimu tidak berani memberi luka sepedih itu.

Pasti ingat kan bagaimana saat-saat kalian pedekate? Ah, tidak mungkin dia tampilkan sifat-sifat buruk yang menyakiti hatimu. Tidak mungkin dia membuatmu menangis dengan sengaja.

Serius, kalau ada orang yang mendekatimu, yang langsung menampilkan sikap dan sifat buruk yang membuatmu menitikan air mata dan berasa tidak dipedulikan, tinggalkan saja dia. Sebelum terlambat, carilah yang akan membuatmu senyum-senyum sendiri di krl, senyum-senyum saat bekerja dan menatap layar monitor. Carilah orang yang akan buat mu tidak sabar untuk melihatnya lagi.

Carilah orang yang membuatmu sibuk tertawa dan bersyukur, yang tidak akan membuatmu punya kesempatan untuk meragukan rasa yang ia punya.

Segala yang dikatakan Mbak Lia, Mas Bunga, Maudy dan sahabat-sahabatku yang lainnya benar.

Oh, memang, mudah saja bagi orang yang tidak merasakan apa yang kamu rasa saat ini. Namun percaya deh, dengan kamu sedikit melembutkan hatimu, mendengar kata-kata mereka, kamu tidak akan menyesal.

Memang benar, hanya kamu yang tahu apa yang baik untukmu, tetapi Tuhan memberikan orang-orang seperti itu agar kamu dapat mempertimbangkan segalanya. Syukur-syukur bisa membuatmu sadar dan terbuka mata bathinnya :p

Bertahanlah dengan orang yang sangat tidak berani menyakiti hatimu. Pertahankan orang yang tidak berkata : " kita pisah " saat kamu sedang berada ditekanan terbesarmu. Hanya pertahankan orang yang tetap bersikap baik saat kamu sedang sangat tidak baik. Karena itulah yang sungguh-sungguh. Itulah yang nyata.

Jadi, apakah cinta bisa hilang dengan sekejap?
Oh sayangnya, yah, bisa :)
Maka itu dikatakan tidak ada yang abadi didunia ini ;)

Lalu bagaimana menyikapinya? Aaah, ga tau, suer aku termasuk orang yang bingung soal cinta bisa hilang dalam waktu sekejap. Jadi jangan tanya aku.

Yang pasti, yang bisa aku katakan, orang-orang yang bisa melakukannya selalu berarti dia tidak begitu mengasihimu. Itu saja.

Hatimu akan menemukan siapa yang benar-benar untukmu. Hanya Tuhan dan hatimu yang dapat menentukannya :)

Jadi, apa nih kesimpulan dari kesimpulan-kesimpulan tadi?

Pertahankanlah orang yang layak kamu pertahankan. Jika kamu kehilangan orang yang tidak layak kamu pertahankah, bersyukurlah, karena Tuhan memudahkan jalanmu untuk menemuka orang yang pantas kamu pertahankan. Dan biarlah dia mencari orang yang akan dia pertahankan. Jangan sedih, dia bukan bagianmu. Kamu akan dapat bagian yang sempurna, yang diciptakan hanya untukmu.

Satu lagi, sesuai dengan kata-kata Mas Bunga, aku mau mengatakan ini kepada seseorang yang mempertahankan aku. Biar aku dan sahabat-sahabatku yang tahu siapa orang itu. Yang pasti aku mau mengatakn ini padanya :

"Terima kasih karena kamu tetap bertahan untukku selama ini, bahkan disaat aku menjadi orang paling jahat sedunia. Terima kasih tidak menuntut perasaanku, bahkan saat aku memilih orang yang salah, kamu tetap ada disitu, bersikap baik, tidak mengadiliku, dan tetap berdoa pada Tuhan agar keberuntungan berada dipihakmu. Aku berterima kasih sepenuhnya pada Tuhan karena sudah mempertahankanmu untukku. Dan aku berterima kasih pada dia yang tidak mempertahankanku sehingga memudahkanku untuk melihat siapa yang pantas untuk dipertahankan. Kamu lebih dari seorang pemenang. Suatu hari nanti, kamu yang akan mengenakan cincin itu dan berkata "hei lihat, aku memenangkan dia" dan aku akan berkata "terima kasih karena mau memperjuangkan aku dan bertahan disana".
Terima kasih, kamu, seorang pejuang yang mempertahankan aku."

Kamis, 11 Agustus 2011

" Tenang, masih ada aku, selalu ada aku "

"Tenang, masih ada aku, selalu ada aku"
Kalimat ini biasanya aku temukan dibuku-buku yang membahas tentang Tuhan.
Kalimat yang bagus dan selalu berhasil buat aku tersenyum saat membacanya.

Namun, kali ini bukan Tuhan yang mengucapkan kalimat itu.
Hanya seorang laki-laki setia yang melontarkannya sambil mengerlingkan mata.

Ya dia, laki-laki itu juga membuatku tersenyum saat aku mendengar kalimat itu terucap dibibirnya.

Walau bukan senyuman lega tapi cukup membuatku merasa sedikit aman.

Aku tidak tahu, apa Tuhan yang mengutusnya untuk mengatakan itu, atau dia hanya berbicara sambil lalu saja. Yang pasti cara dia mengucapkannya sangaaat seksi :p
( Ummm, tunggu, apa saya menggunakan kata seksi?! x_x )

Aku duduk disampingnya, mengusap beberapa butir air mata sambil berkata : "aku ga kuat kalau begini" kemudian menoleh dan mendapatinya melihatku sambil sedikit mencondongkan badan kearahku dan mengerlingkan mata berkata : "tenang, masih ada aku, selalu ada aku".

Kalimat pelan dengan nada santai yang dia ucapkan tidak akan pernah terlupa begitu saja dari otakku.

Beberapa menit yang biasa, beberapa menit yang buat aku terkesan, seolah-olah beberapa menit aku merasa hanya kami berdua di ruang bioskop itu dan suara-suara terhenti disekitarku.
Aku tidak mendengar apapun, aku hanya mendengar dengan jernih kalimat itu. Katakanlah itu situasi dimana aku begitu terpukau. Bukan dengan orangnya, namun dari ucapan dan cara dia mengatakannya.

Mungkin dia sudah lupa saat itu tetapi aku akan selalu bisa mengingat tiap detiknya.
Itu saat dimana si nakal Voldemort sedang semangat-semangatnya menggempur sekolahannya si dek Harry. Itu saat-saat dimana si dek Harry begitu galau memperjuangkan hidup dia dan teman-temannya.

Aku rasa kalau ini diangkat ke sebuah film komedi romantis, saat seperti ini penonton akan menarik napas dan yang cewek-cewek langsung berkata " ooooooooooh, manisnyaaa".. Hahahhaha x_x

Ya, itu manis dan romantis. Walau hanya aku yang merasa itu sangat manis. Aku sudah berkali-kali mendapat perlakuan romantis dan manis, baik dari kekasih-kekasih yang dulu, keluarga, ataupun sahabat-sahabatku. Tetapi kali ini adalah salah satu saat manis yang akan jadi bagian favoritku.

Dia mungkin sudah lupa, dia bisa saja tidak sadar itu cukup manis, dan dia bisa kupastikan tidak akan membaca blog atau postingan ini, mengingat dia lebih suka melihat angka, tabel, debit, kredit, pajak, film-film heroik, tapi aku pengen dia tahu jika saat itu cukup membuatku tenang dan nyaman.

Keseharian kami jauh dari kata romantis. Kalau dia berusaha ngegombal, itu selalu berakhir di kata "norak".
Kalau dia berusaha bersikap manis, itu akan selalu menjadi pengalaman yang buat mual.

Dia lebih suka bercerita tentang pajak apa aja yang perlu kuketahui, dia suka kalau aku mendalami berbagai jenis pajak, padahal aku merasa cukup tau saja itu bagus.
Ya, dia mencintai Akuntansi dan dunia hitung-hitungan.
Dia benar-benar mencintai pekerjaannya sampai dia selalu berkata " bekerjalah seolah kamu sedang bermain".
Maksudnya, kalo kerja jangan dianggap beban, nikmati aja semua. ¬_¬
Dia bisa ya masuk kantor jam 9 am dan pulang jam 3 am. Lalu masuk lagi jam 9 am dan itu berkali-kali ( sampai aku berpikir apakah dia menyaingi Modi dalam hal menjadi satpam yang baik :p )
Dia suka melakukannya, selain karena tuntutan profesi dan lingkup kerjanya :)
Aku tidak pernah satu kalipun, satu kalipun, mendengar dia mengeluh tentang kerjaannya. Seolah-olah saat-saat itu dia sedang pacaran :p
Pernah suatu ketika saat aku pertama kali masuk kerja dan mention ke dia kalau aku lembur.
Lalu dia bertanya sampai jam berapa lemburnya biar bisa pulang bareng. Saat aku menyebut angka 8 malam, dia tertawa kencang. "Hahaha, disini jam 8 itu masih siang, ime! Jam 11 baru bisa dikatakan lembur". Akupun mengamuk :D

Dia suka bercerita tentang klien-kliennya dan cara menghadapi mereka. Dia senang memuji bosnya yang cerdas dan teman-temannya yang kooperatif.

Dia suka hal-hal yang berbau politik dunia terlebih korupsi yang terjadi di Indonesia. Kalian tau, dia hapal nama serta wajah orang-orang yang berkecimpung di dunia politik nasional dan internasional. Percayalah, dia bisa menjawab jika kalian bertanya "siapa menteri keuangannya Amerika Serikat" atau siapa menteri "a" di Perancis, atau apapun berkaitan dengan itu. Kalau kami sedang nonton berita, aku tinggal menunjuk satu wajah dan dia bisa menjawab "oh itu presidennya ini", "oh dia menteri itu", "ituloh, orang yang tersangkut pelecehan seksual saat dia menjabat ini".
Bahkan untuk pemerintahan-pemerintahan sebelum beserta history-nya, dia bisa dengan jelas menjabarkan, walau kadang kecil kemungkinan dia lupa namanya :D
Hah, sedangkan aku? Aku payah mengingat nama orang, kadang wajahnya juga ¬_¬

Dia suka dengan film-film holywood yang mengandalkan senjata, pertumpahan darah, imajinasi tinggi. Dia hapal tuh semua isi cerita si dek Harry Potter, sampai dia sudah membaca semua bukunya ( ini cukup menyenangkan karena aku bisa menonton film terakhirnya dan bertanya-tanya kenapa begitu, siapa itu, asalnya dari mana ).
Dia tau semua cerita tentang X-Men, Transformer, bahkan dia suka dengan film tentang King Arthur!

Dia suka futsal.
Kami pernah memperdebatkan tentang penting tidaknya dia bermain futsal malam-malam sepulang kerja di email. Mody tau mengenai ini dan aku tidak berhenti tertawa bila membaca lagi bagaimana dia menampilkan artikel kesehatan tentang futsal serta hitung-hitungan biaya rumah sakit dan biaya main futsalnya. Aku kalah dibagian itu :p

Apalagi yah? Ummm..

Ah yah, kami memiliki perbedaan selera musik. Aku suka jenis musik apapun yang liriknya lucu dan romantis, mau rock, pop, bahkan dangdut sekalipun, asal liriknya bagus dan musiknya begitu nyaman ditelingaku, aku menyukainya. Aku suka Muse, Simple Plan, Good Charlotte, Greenday. Dia suka Andre Bocelli dan teman-temannya. Dia suka musik klasik dan jazz, yang tenang dan liriknya agak "tua".
Bagian ini, dia sangaaat membosankan...
Aku benar-benar ngantuk kalau dengar lagu-lagu di playlistnya.

Manusia selalu ada sisi positif dan negatifnya. Dari tadi aku hanya membahas sisi positifnya. Kalau negatif? Banyak sampai aku malas menulisnya.

Dia ga sabaran kalau berkendara dijalan raya. Dia akan sangat kesal dengan orang yang bermain handphone saat mengemudi atau tidak liat-liat kalau mau belok. Dia tidak suka bus-bus yang asal berhenti sehingga akan dia klakson dengan semangat sampai itu bus minggir. Mengesalkan!!!

Dia juga sangat mengesalkan kalau menghadapi aku yang sedang marah.
Kalau aku marah dan diam, dia akan sangat gusar dan memaksa aku berbicara. Padahal aku diam agar cepat meredakan kesalku. Tetapi dia akan menuntut seribu jawaban agar aku bicara.

Dia tidak suka dipaksa ( siapa juga yah yang suka dipaksa? ). Kalau dia mengantar aku kesuatu tempat dan aku meminta dia mempercepat mengemudi, dia akan berkata "makanya, siapa suruh bangun telat?" "Siapa suruh lama dandan "..
Ah, menjengkelkan sekali!!!

Dia ga bisa menolak jika diminta bantuan oleh kakak-kakakku. Dia itu ga ngerti sama sekali tentang mesin motor, tetapi dia dengan kerelaan teramat besar selalu mau kalau diminta servis motor. Alhasil suka gagal karena ditipu ¬_¬

Bayangkan, aku baru bercerita sedikit kejelekannya, kalian sudah mual kan membayangkannya? :p

Hahahah, aku tidak bermaksud untuk membuka aibnya :p
Aku hanya berusaha memperlihatkan kenyataan. Aku hanya berusaha menyuguhkan sisi pujian dan hinaan berdasarkan kenyataan.

Kenyataan aku bersama dia selama ini hingga aku bersyukur mendapat kalimat "Tenang, masih ada aku, selalu ada aku"
Lengkap dengan kerlingan mata dan nada suaranya yang santai.

Terima kasih Tuhan, bisa jadi Engkau mengirim dia untuk berbicara apa yang ingin Engkau katakan padaku.
Itu sangat berharga dan ya, tentu saja, seksi sekali :p

Sabtu, 06 Agustus 2011

susahnya bersahabat dengan mantan..

Jadi mantan itu tidak enak, kawan!

Bukan karena kamu tidak memilikinya lagi, ini lain pembahasan.

Masalahnya kamu ga bisa bersahabat ama dia jika dia sudah punya pasangan. Kamu ga akan bisa leluasa untuk sekedar bertemu dan bercengkrama.

Ini cukup menyedihkan bagiku.

Aku punya mantan yang lucu, selera humornya lumayanlah. Baik pasti, orang yang akikah pilih ga pernah buruk, bro (lalu ngapain putus? Ah, itu lain soal, teman :p)

Kami suka bercerita, tertawa-tawa, menghabiskan banyak waktu hanya dengan membahas satu soal mengenai kerjaannya. Aku bisa puas mengejek kerjanya dan dia dengan loyalitas tinggi akan membela mati-matian itu posisi.

Dia beberapa kali menyakiti, even kami sudah jadi teman dan aku juga beberapa kali membuat dia kesal. Kami suka sekedar minum kopi ditempat kami masing-masing sambil saling sombong lewat telepon. Pokoknya, sejauh ini dia mantan yang menyenangkan dan paling kooperatif. Ini jauh sebelum dia bertemu tambatan baru.

Setelah dia punya "si dia" kami putus hubungan. Tidak ada teleponan ga penting, tidak ada buzz di yahooku, tidak ada pembicaraan ringan yang terjadi.

Aku mengerti semua ini walau agak berat. Aku pernah berada diposisi perempuan yang cemburu mati-matian dengan si sahabat pacarku yang notabene mantannya. Aku tau rasanya gemes saat aku merasa dia masih sangat peduli dan asik bergaul dengan mantannya. Aku tau dengan jelas rasa itu.

Lalu datanglah dia kembali. Apalagi saat gue lagi terguncang lebai begini, hadirlah dia dengan ocehan manja dan ping-an ga jelas di bbmku.

Terkadang aku membalas terkadang tidak. Kami bicara hal yang ringan dan singkat seperti : "eh liat, cewekku ini" lalu akan bilang : "wah, cewekmu perlu dicek kesehatannya karna milih cowok kayak lo". Kadang aku menyapa saat dia ganti display picture bbm-nya "wah, cantik dia. Pasti bisa milih yang lebih baik" dia akan balas "sirik aja lo" lalu kami akan tertawa.

Sumpah, kami tidak ada rasa apa-apa lagi kecuali seorang teman.

Kalau kalian tanya aku, aku akan bilang kesalahankulah menerima dia dulu, ternyata enakan jadi sahabat karna minus rasa cemburu akibat dia yang terlalu sering dikelilingi cewek-cewek.
Dan aku yakin dia akan bilang "sumpah, enakan. Jadiin astrid sahabat karena aku ga perlu capek-capek ingatin dia kalau aku pacarnya".

Kemudian sampailah di inti cerita kali ini. Beberapa minggu lalu dia ajak ketemuan. Aku tentu saja mau mengingat aku belum ditraktirin kenaikan pangkatnya.

Tetapi pertemuan ini bersyarat. Nah itu masalahnya. Aku ga mau kami ketemu tanpa diketahui kekasihnya. Itu mutlak. Aku ga mau suatu saat akan diseret-seret kemeja hijau karena sedikit merusak hubungan orang.
Oh, kurang banyak apa masalahku sampai harus nambah masalah baru. Hah? Hah?

Nah masalahnya lagi (beribet banget sih gue, kebanyakan masalah ¬_¬ ), dia ngadu kalau ceweknya pasti ga akan setuju. Dia ga perlu minta ijin soal itu. Ceweknya agak cemburuan (rasain lo! :p)

Aku jelas menolak. Walau sedih karena ga bakal dapet makan mewah gratis, aku tetap pada pendirianku.

Sampai detik ini, keputusan masih tetap sama. Aku legowo aja. Mungkin kami bisa bertemu lagi saat acaran nikahan dia, hei, atau bisa saja saat nikahan aku :p

Hah, ini yang aku katakan, susah bersahabat dengan mantanmu, kawan!

Jumat, 05 Agustus 2011

Aku dan Endang

Jadi sekarang Tuhan belum puas. Dia masih saja menyuplai dan membuka mataku tentang orang-orang baik disekelilingku.

Kali ini aku akan membahas seorang wanita yang penampilannya cowok banget bernama Endang Prihatin.

Oke, kita ga usah panjang-panjang bahas nama belakangnya. Yang jelas aku suka kata-kata bosnya waktu menanggapi kata "prihatin".. Seingatku beliau berkata : " ga ada yang salah dengan kata itu. Saya suka karena itu bukan menyatakan keapesan tetapi bisa berarti dia perhatian, dia selalu down to the earth" ya, begitu kira-kira pernyataan beliau yang bisa saya ingat dan simpulkan.

Aku juga ga mempermasalahkan nama itu. Baik-baik saja ah, ga ada yang aneh dengan itu. Tetapi, aku dan mbak Endang menyetujui bahwa nama Endang Prihatin itu ga elit banget ditulis disampul sebuah buku. Hahahahaha x_x

Lain kali mungkin kami akan meeting untuk menemukan nama artis kami :p

Bagaimana dia yang sebenarnya? Unik.

Bagiku dia unik karena aku ga bisa melakukan beberapa yang dia lakukan.

Seperti dia dahulu kerja di stasiun tv. Aku pernah hampir masuk juga di salah satu stasiun tv dengan angan-angan akan jadi reporter keren nan cerdas, namun aku menangis meraung-raung saat malam sebelum tanda tangan kontrak (oke, ini ga usah dibicarain lebih lanjut. Memalukan!).

Dia suka travelling. Aku? Umm, tidak. Aku sekarang memang akan mencoba ranah itu, tetapi banyak pertimbangan membuatku sedikit mundur ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ

Dia cowoook banget! Dan aku yah tau sendirilah. Aku sempat marah saat dia memotong rambutnya menjadi "begitu cowok".

Dia pandai menulis kalimat-kalimat susah yang tidak bisa kulakukan ¬_¬
Banyak bahasa saduran, banyak konotasi, aaaah pokoknya tipe penyair modern banget. Coba cek saja blognya yang beralamat apologiaku.blogspot.com ( sorry, gue ga bisa langsung buat linknya. Ini nulisnya di bb sih (˘̩̩̩.˘̩ƪ) )

Tetapi, jangan paksa dia menulis dengan memberi dia deadline. Manusia mungil itu hanya akan terdiam membisu, menatap monitor komputer tanpa bersuara, lalu datang kekubikelku dan berkata " aduh, aku lagi ga ada ide nih. Gangguin kamu aja yah."
Eh nona, cari ide tuh ke gunung, bukan kekubikel saya! Kalo lo ngeliat gue, yang ada berbagai kalimat puja-puji yang terlintas di otak anda. Yesss! ( '⌣')人('⌣' )

Bagiku dia agak moody-an. Kalau ada yang sedang tidak sreg dihatinya, semua pasti serba salah. Dia akan berubah ketus dan menyendiri. Walau beberapa kali dia menutupinya dengan tetap tersenyum dan menanggapi pembicaraan, entah kenapa aku agak mengetahui itu :p ( no offense ya sis :D )

Ada persamaan aku dan dia, yang aku temukan saat membaca salah satu postingannya.
Kami suka sekali berkhayal sebelum tidur. Hahhaha..
Kami suka berperan jadi orang lain sebelum ngantuk benar-benar menghantam dan menjatuhkan kami ke alam mimpi.
Saat aku tau hal itu, aku langsung meneleponnya dan kami sama-sama tertawa ga nyangka.
Kami kira hanya kami (dan sedikiiiit orang) yang suka melakukannya, bahkan saat kami sudah terlalu besar untuk berkhayal :)
Senang banget tauk bertemu orang yang ada persamaannya dengan kamu, apalagi kalau itu hal yang langka :)

Dia tangguh. Aku terberkati untuk itu.
Dia putus dari seseorang yang menyelingkuhinya. Hanya sekali curhat padaku dengan mata yang berkaca-kaca, selebihnya, dia terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta. Seolah-olah, orang yang bercerita padaku panjang lebar malam itu dikantor adalah makhluk lain. Dan, aku akan mengikuti jejak itu. Mungkin inilah sama kami yang lain, kami tidak terlalu suka mengumbar tangis, menunjukkan kelemahan dan akhirnya membuat kami dikasihani. Ah, susah memang, tetapi itulah hidup. Kamu harus memperlihatkan kekuatanmu diorang banyak. Jika ingin tunjukkan keterlukaanmu, berikanlah itu pada orang terdekatmu, diwaktu yang tepat dan keadaan yang tepat juga.

Namun, kami tidak terlalu membahas hal itu. Karena, kalau aku yah, cara orang menghadapi sesuatu berbeda-beda dan aku menghargai perbedaan itu. Aku rasa dia juga memikirkan hal yang sama :)

Dia terkenal sering kehilangan. Terhitung sudah dua kali dompetnya dicopet. Oooh Lord.. Kejadian pertama emang buat sedih, kejadian kedua, kami, sahabat-sahabatnya ga tau lagi meski ngomong apa ¬_¬

Oh yah, tadi berhubung dia ga puasa akibat lagi datang bulan, aku, dia, dan seorang sahabat cowok kami yang lain, duduk bercerita sambil makan dengan lahapnya di food court.

Lagi-lagi kami membahas tentang permasalahanku karena awalnya sahabat cowok kami yang rasanya ingin kucekik itu menanyakannya.

Haha, sama seperti kisahku dengan modi, yang ada kami jadi tertawa terpingkal-pingkal, saling ejek, sok-sok mengingatkan agar buat sedih plus tidak lupa kata-kata hinaan.

Yang ada, lagi-lagi, aku tidak bisa berhenti tertawa. Aku tidak bisa menangis. Aku menertawai masalahku.

Ya, karena punya sahabat-sahabat yang hebat, aku jadi menertawai permasalahan yang bagi sebagian orang dimuka bumi ini adalah kiamat.

Kami mengejek kebodohanku, kisah tragisku dan berbagai permasalahannya.

Ah, lagi-lagi dan lagi-lagi, aku jatuh cinta pada sahabat-sahabatku.

Ooooh Tuhaaan, Engkau baik benar :)

Rabu, 03 Agustus 2011

Aku dan Maudy

Tadi menemani buka puasa seorang sahabat bernama modi. Ya, benar, kalau mau liat wajahnya gemana, liat aja maskotnya Sea Games 2011 ini. Modi berpasangan dengan modo. Ah, bangganya aku punya sahabat sehebat itu :">

Jadi, rencana awalnya adalah kami "hanya" akan membeli sedikit kudapan di kfc, entah itu soup atau puding. Rencana kemudian berubah menjadi "rencana jilid dua" yakni gue akan nemanin modi berbuka disini. Kemudian, terbitlah rencana ketiga yang akhirnya jadi kenyataan. Gue ikutan makan bersama dia ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ

Kami bercerita banyak, gila, kami udah jarang pulang bareng. Secara sekarang ini sudah ada aturan baru, modi yang berada di sebuah divisi yang mengharuskan dia datang pagi jam 7 dan hasilnya pulangnya jam 4pm. Sementara aku tetap datang jam 8am pulang jam 5pm.

Bukan, dia bukan jadi satpam kantor ( meski gue curiga, sebenarnya inilah kerja sampingannya demi baju online shop yang dibeli, yang kayak daster gitu *sorry mengingatkannya lagi mod* ).

Tibalah pada topik tentang perpisahanku dengan seseorang sambil aku menggali rahasia dia yang berhasil menjalin pacaran kurang lebih 5 tahun dengan seorang cowok yang tabiatnya ga jauh beda dengan orang yang berpisah denganku. Well, kecuali dibagian penampilan, mereka berbanding terbalik :p ( catet itu mod! Catet! Gue ga nyama-nyamain yah! Cateeeet itu!!! :D )

Seperti yang sudah kami duga sebelumnya, sesi curhat ini akan minus tangisan lebai dan sejenisnya. Yang ada gue cerita berapi-api dan dia menanggapinya bak pemain sinetron.

Gue udah capek-capek cerita tragis banget, dia menimpalinya dengan lelucon yang ga kalah sadis.

Gue coba serius, dia bakal bercanda. Gue kepancing bercanda, eh dia yang serius. Ga ada titik temunya deh kami.

Hasilnya, kami tertawa terpingkal-pingkal, melebaikan setiap cerita plus membahas sambil mengenang dengan gaya yang sok-sok dewasa.

Susah menceritakan secara detail, karena semua mengalir begitu saja. Kalimat candaan, kata-kata mengejek, semua meluncur dari mulut kami tanpa beban, tanpa perlu kawatir lawan bicara akan tersinggung.

Tapi, inilah dari sebagian cerita tentang sahabatku yang menemaniku saat sedih, yang akan selalu kukenang.

Aku suka jenis persahabatan macam ini.
Dimana saat kamu bahagia, sahabatmu akan tertawa lebar.
saat kamu sedih, dia ada disitu, bukan untuk ikutan sedih namun membuatmu tertawa.

Sadar atau tidak, dia menghiburku dengan caranya yang unik.

Mungkin sekeliling kami ga sadar yah. Sebenarnya yang kuat itu dia dan yang mudah jatuh itu aku. Namun orang-orang sering menilai sebaliknya.

Mereka ga tau betapa "ganasnya" modi kalau dia dihadapkan pada orang yang semena-mena.
Mereka ga tau betapa tegasnya modi saat dia tidak menyukai sesuatu.

Dia menjadi salah satu dari beberapa manusia dipermukaan bumi ini yang aku percaya.
Dialah yang menguatkan aku saat tekanan dan ketidakadilan serta perlakuaan menyedihkan menghadapi aku.
Dia yang selalu rajin mengingatkan aku apa tujuanku, bagaimana kuatnya aku, dan kemampuanku menghadapi ujian.

Dia memang salah satu sahabat yang paling kuandalkan ;)

Terima kasih Tuhan, lagi-lagi terima kasih sebesar-besarnya karena memberikan aku sahabat seperti ini.
(Lagi-lagi) terima kasih aku hidup diantara orang-orang hebat.
(Lagi-lagi) terima kasih Tuhan, aku dikaruniai sahabat-sahabat yang peduli, perhatian, siap sedia membantu serta selalu bisa buat aku tersenyum.

Terima kasih banyak Bapa, Engkau memberikan aku berbagai hal positif yang selalu bisa kusyukuri, bahkan dikeadaan yang sangat negatif sekalipun.

edisi mengenang..

Hari ini ingin mengenang saat itu seutuhnya. Dari kemarin-kemarin takut sekali untuk mengenangnya, takut mengakui kangen sekali, takut untuk mengakui yang ada dihatiku.

Kali ini, ijinkan aku mengenang apa yang pernah terjadi diantara kami.

Dia, sebut saja namanya dia. Sampai detik ini aku masih takut menyebut namanya :)

Hah, bingung harus memulai dari mana. Begitu lama kami bersama. Melewati semuanya bersama.

Sempat beberapa lama aku dan dia saling lupa. Lalu dia datang dengan sebuah email yang aku tidak balas sampai detik ini. Sampai kami bersama lagi dan kemudian memutuskan untuk berpisah, aku tidak membalas email itu. Namun, itu tersimpan rapi di emailku :) tidak akan aku hapus walau tahunnya sudah usang. Walau sudah tertutupi dengan email lainnya, walau berada ditempat terbawah saking lamanya.

Aku sangat ingat saat pertama kali aku tau dia. Disebuah rapat perkumpulan yang aku ikuti semasa kuliah tingkat pertama. Dia duduk diam, menunduk, sesekali mengenadahkan kepala dan tersenyum mendengar cerita teman-teman. Dia seperti berada didunianya sendiri, kontras dengan keadaan saat itu yang ramai.

Aku sudah lupa agenda meeting itu. Sumpah! Tapi aku tidak bisa lupa saat dia mengenadah melihat kearahku yang tergopoh-gopoh masuk ruangan karena sudah terlambat. Dia hanya sekilas melihat, lalu sibuk lagi dengan dunianya. Kami sempat bertatap mata, tapi seperti yang diakuinya, dia sudah lupa moment itu. Benar-benar ngegemesin.

Aku suka cowok tenang, cerdas, cowok yang tidak banyak omong. Aku suka pada dia yang seolah tidak terpengaruh pada apapun. Seolah-olah anak autis. Dia melakukan apa yang disukainya. Kalau orang melihat, orang akan percaya kalau dia sedang menyimak, sedang serius. Tetapi hanya aku yang tahu, dia tidak. Entah kenapa aku merasa pikirannya berada didunia entah berantah. Dia tidak menyatu pada lingkungan itu.

Lalu semuanya berjalan biasa saja. Aku melupakan dia yang membuatku terpesona, yang membuatku tidak mendengar apa yang dibicarakan sekelilingku.

Aku menikmati hidupku, dan dia juga. Kami masing-masing menikmati hidup yang kami jalani dengan cara kami sendiri, cara yang berlawanan.

Lalu kami bertemu kembali saat perkumpulan itu menyatukan kami.

Aku jadi ketua seksi "a" dan dia menemani aku menyiapkan segalanya. Disitulah perhatianku sepenuhnya tertuju padanya! Aku berani bertaruh, disitulah aku mulai menyukai dia.

Sms pertama dimulai dariku yang menanyakan persiapan serta schedule a,b,c. Sms kencan dimulai dari dia yang mengajak aku nonton film.

Film pertama kami, film romantis. Dia tidak terlalu menyukainya. Haha. Lalu aku berjanji, ini harus impas. Kami akan ada acara nonton bersama lagi, dan dia bebas memilih. Apa yang dia pilih? Film horor.

Kemudian kami melanjutkannya dengan menikmati film drama, lalu horor lagi. Lalu drama lagi, lalu horor. Begitu seterusnya.

Sampai suatu ketika, kami nonton sebuah film dan handphoneku berbunyi. Ada sms masuk. Aku membukanya tanpa curiga. Sebenarnya aku kesal, kenapa aku lupa mematikan handphoneku saat itu, paling tidak menonaktifkan getar-nya. Aku benci jika acara nontonku diinterupsi, apalagi saat aku harus bersamanya!

"Aku sayang kamu"
Begitu bunyi sms itu. Siapa pengirimnya? Ya, laki-laki disampingku. Mendadak aku melihat dia, tidak yakin yang dia lakukan. Ya, tadi memang dia sempat megang hape, ya tadi aku sempat kesal sama dia yang berani-beraninya asik lihat handphonenya sementara ada aku disampingnya.

Aku melihatnya lagi, seolah tidak yakin. Aku menatapnya dengan wajah kaget, tanpa mengeluarkan satu kalimatpun. Sumpah, aku kaget.

Dia hanya terpaku menatap layar didepan. Dia tidak melihatku. Dia terlihat dingin dan raut wajahnya tak terbaca. Aku kemudian tersenyum, meletakkan handphone itu kedalam tas. Aku tidak membalasnya. Sampai selesai film itu, aku tidak membalasnya. Sampai dia mengantar aku pulang, aku tidak membalasnya.

Lalu didepan rumah itulah aku menjawab aku juga menyayangi dia.

Disitulah segalanya dimulai.

Kami manusia yang punya beribu perbedaan. Sedikit sekali persamaan yang kami miliki. Dia kaku dan dingin, aku romantis, aku terbuka, dia tertutup, aku grasak-grusuk, dia telaten, pelan-pelan dan penuh pertimbangan, dan masih banyak lagi perbedaan. Perbedaan-perbedaan itu yang membuat jarak diantara kami terbentang luas. Banyak orang bilang, perbedaan itu baik, perbedaan yang buat indah. Aku hanya akan menjawab : "tapiiii ga sebanyak itu jugaaa kaleee.. "

Kami mengawali kencan pertama kami sebagai sepasang kekasih dengan mendengar lagunya tompi - selalu denganmu. Lagu itu dinyanyikan oleh band di acara kampusnya yang kami datangi. Lalu, kami mengakhiri hubungan kami dengan lagu itu juga. Saat aku bilang putus, kami sedang berada disuatu tempat, entah ini kebetulan atau tidak, ada live music yang membawakan lagu itu!

Sempat aku membenci lagu itu. Sempat benci tompi, sempat mual dan menutup kuping saat lagu itu dinyanyikan di mall, di radio, di rumah, dimanapun aku mendengarnya!

Kemudian waktu berjalan dengan cepat.
Aku kembali lagi asik dengan duniaku, begitu juga dia. Kami masing-masing asik dengan berbagai peristiwa yang kami jalani dengan teman kami, masing-masing. Lama sekali kami tidak berhubungan.

Tanpa aku duga, datanglah email itu. Email yang "dia banget". Tanpa kalimat berbunga-bunga, dengan penjelasan umum kekhusus, tanpa ada pembuka panjang lebar. Langsung kepokok permasalahan. Dimana suatu hari dia membuka sebuah kotak dan menemukan berbagai barang pemberianku, lalu terteralah emailku. Well, syukur banget gue ga ganti tuh email yah :p

Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak membalasnya, hingga detik ini, aku tidak membalasnya :)

Kemudian, waktu yang memisahkan kami itulah yang kemudian mempertemukan kami lagi.

Panjang bgt sebenarnya. Singkatnya, seolah sudah dirancang, kami bertemu lagi. Menjadi teman cerita, berbagi banyak pembicaraan.

Kami memutuskan lebih baik bersama. Kami menjalaninya, mencoba dewasa. Aku gagal berkali-kali, dia juga sama. Tetapi kami tidak menyerah. Ada ingin itu sudah cukup.

Kami kemudian mulai serius.
Kami sudah merancang berbagai masa depan yang sekarang selalu aku kenang.

Aku suka anjing, dia juga. Kami mencintai anjing. Kalau aku sedih, dia akan mms-in foto anjing-anjingnya, dengan begitu aku akan tersenyum lebar dan kembali tertawa. Sampai sekarang, foto anjing-anjing itu masih setia nongkrong di background lepti dan hapeku. Masih tidak terganti.

Kami sudah menyusun rencana. Seperti beberapa rencana, bisa saja berjalan mulus, bisa juga gagal.

Dia mau kerja disini, dikotaku ini. Biar kami dekat, biar aku dapat menjaganya. Biar dia dapat menemani aku.

Kami berandai-andai.
Kalau nanti menikah, kami akan punya rumah yang kecil dengan halaman super luas. Nanti akan ada kamar dihalaman itu untuk anjing-anjing yang kami miliki.

aku hanya mau dua orang anak, dan dia tiga bahkan empat. Aku mau cowok dan cewek, kalau dia pasrah dengan yang diberi.

Aku mau menikah diumur 30 tahun. Dia juga. Kenapa kami memilih diumur segitu? Kalau aku, alasanku adalah aku merasa umur segitu sudah cukup bagiku meniti karir, tinggal menjalani yang sudah ada saja. Tinggal meraih yang sudah dibangun. Untuk sakit-sakitnya dan perjuangannya, aku akan habis-habisan diumurku yg belum genap 30tahun.

Terkadang kami memikirkan tidak punya anak juga tidak apa-apa ( oh Tuhan, jangan dengar ini ). Karena kami bisa terus "berpacaran". Biar selalu muda. Hahaha, impian anak muda memang aneh.

Kami masih punya banyak impian lain. Tetapi itu masih sakit untuk kubeberkan sekarang :)

Ah, aku suka keluarganya :)
Aku suka caranya berbicara dengan papanya. Aku suka suara tawa mamanya yang renyah. Aku suka kakaknya yang selalu tersenyum manis. Aku suka adeknya yang ramah dan bisa diajak bertukar pikiran. Aku suka keluarganya yang menyenangkan. Hei, siapa yang bisa sabar menanti hidup ditengah-tengah keluarga yang menyenangkan? Persis seperti keluargaku. :)

Aku suka teman-temannya. Aku suka kalau mereka saling mengejek. Saling menggoda. Aku suka kesetiakawanan mereka. Dia benar-benar pintar memilih teman. Seperti aku mendapatkan teman-temanku. Kami memang beruntung dibagian ini :)

Aku suka hidupnya. Aku suka cara dia mengambil bagian dihidupku. Aku suka semuanya.

Lalu sampailah kami dibagian akhir cerita.
Aku punya dunia baru, dia juga.
Aku belum mampu menghadapi tekanan yang terlampau besar. Aku menjadi seorang manusia egois yang hanya ingin didengar dan dimengerti.
Dengar aku yang lelah.
Mengertilah aku kalau aku marah.
Dengar keluh kesahku.
Mengertilah dengan tekananku.
Dengar aku saat aku putus asa.
Mengertilah aku jika aku egois.

Aku salah.
Mungkin beberapa lama dia bisa mendengar dan mengerti. Tetapi sampai kapan?!

Dan saat ini, saat kalimat-kalimat dia terakhir membuat aku ingin berubah, dia berlalu.

Saat tekanan yang ada padaku tidak begitu besar lagi, dia pergi.

Dia memutuskan semuanya tanpa mengingatkanku. Tanpa persiapan, tanpa peringatan. Dia mengambil keputusan yang tidak dapat aku ubah lagi.

Aku bersedih. Aku tau dia tidak dapat kembali. Aku tau ini akhir cerita kami.

Mungkin tidak ada sekuel lanjutan seperti harry potter, tidak ada cerita berjilid seperti pemerintahan RI ini, tidak ada lagi cerita bersambung seperti cinta fitri.

Ini tamat seperti filmnya notebook. Seperti pemerintahan Gus Dur, seperti sinetron yang selalu dimainkan agnes monika.

Ceritanya tamat disini. Tidak ada tayangan ulang.

Dia dan aku akan kembali menikmati hari kami masing-masing. Dengan kehidupan kami yang lain, dengan teman-teman kami, masing-masing.

Sekian cerita dari saya, pembaca.
Ini ceritaku, apa ceritamu?!

Selasa, 02 Agustus 2011

Pasrah...

Pasrah itu kata yang cukup keren kedengarannya. Ga kampungan, ga sok kebarat-baratan juga.

Contohnya nih :
" aku pasrah berserah pada yang kuasa, aku telah pasrah, tidak lagi ada rasa resah dan berkeluh kesah. Aku pasrah dan biarkan semua berubah, agar sedih ini tidak lagi betah, agar getah pedih ini segera luluh lantah. Apakah itu mudah atau malah susah, aku pasrah. Walau dia tidak membela malah mencari celah disela-sela yang terlalu lelah untuk marah, aku telah pasrah. Ah sudah, biarlah, terserah, mau aku salah, ataupun aku kalah karena mengalah, mau bumi terbelah dan jiwa tidak rela serta gelisah karena tidak seperti yang dikira, aku coba pasrah, coba terima begitu saja apa yang kupunya pada yang kuasa, selama aku bisa, selama darah ini merah, selama tanah bisa basah, biarlah orang mau bicara apa, inilah adanya, aku pasrah pada masalah ( ini kalimat makin kacau dan dipaksakan. Aku jadi resah dan gelisah. Tadinya aku mau masukin kata gerah, tapiiii dibagian mana yah yang cocoknya? *jadi pusing sendiri* :p)

Apaaa sih lo astriiiid!!

Ah, sudahlah.. Yang pasti kata pasrah ini lagi keren-kerennya bercokol diotak cerdasku. Dan pasrah kemudian mempunyai pengertian yang sangat menyentuh...

Bagaimana pula jika dipraktekkan? Kenyataannya, si pasrah ini tidak begitu gampang ditindaklanjuti. Malah tergolong dalam jenis yang sulit dilakukan.

Tapi semua manusia didunia ini pasti setuju ( awas aja kalo lo ga setuju, lo bukan manusia!! ), jika pasrah itu disimpan dalam hati lalu dipergunakan sebaik-baiknya, hati kemudian jadi tenang dan kita akan beruntung.

Sama seperti yang sedang aku lakukan sekarang. Booo, awalnya aku ga nerima, berasa dibuang, ditolak, ditidakpedulikan (bahasa apa ini, nona astrid?!).

Sempat beberapa kali merasa tidak pantas, selalu salah dan kemudian berakibat pada membenci diri sendiri.

Kemudian aku coba bangkit! Coba melawan pada ketidakberdayaanku dan kemudian menyerahkan semua pada Tuhan. Itulah pasrah yang kumaksud.

Dimana kamu serahkan segala masalah dan kuatirmu pada Tuhan, namun tidak serta merta kamu diam, duduk-duduk menunggu semuanya kembali baik. Kamu harus berjuang pada prosesnya, nanti hasil jadi bagian Tuhan. Dan teman, hasil itulah yang menjadi bagiannya si pasrah.

Susah melawan kedaginganmu lalu mencoba untuk pasrah. Ga mudah, malah tergolong tipe yang rumit.

Bagaimana tidak, disuatu ketika kamu disuruh memperjuangkan sesuatu, lalu memasrahkan hasilnya pada Tuhan. Bisa saja yang kamu mau tidak sesuai ingin Tuhan, yang kamu minta tidak sesuai kebutuhanmu. Disinilah pasrah berperan.

Saat semua tidak sesuai inginmu, yang bahasa kerennya bisa disebut "out of control", kamu hanya diberi pilihan untuk pasrah.

Kalau kamu melawan, kamu yang sakit. Kamu melawan, kamu akan hancur.
Kalau kamu tidak melawan? Awalnya pasti tidak masuk akal, tidak bisa kamu terima.

Kamu tau apalagi kebiasaan baru yang kulakukan selain mencoba pasrah? Ya, mengelus dada :)

Jadi, tiap aku ingat perbuatannya yang menyakitkan, aku akan menarik napas dan mengelus dada.
Tiap aku ingat apa kata-kata terakhirnya dan aku membenarkan semua kebodohanku, aku mengelus dada. Ini dalam artian sebenarnya.

Saat tiba-tiba terlintas diotakku kemungkinan yang terjadi hari ini, yang pastinya membuat aku cemburu, aku mengelus dada.
Dan saat aku kangen dia, saat timbul lagi rasa cinta itu, saat penyesalan menusuk, saat kekecewaan meraja, aku mengelus dada.

Ternyata itu sedikit ampuh daripada mengetok kepalamu sendiri tiap kamu mengingat itu :p

Aku menarik napas panjang, memejamkan mata, mengelus dada lalu mencoba tersenyum.

Kenapa tersenyum? Karena dari beberapa artikel yang kubaca, walau kamu sedang tersakiti dan menangis, saat kamu tersenyum, ada sebagian ( dan itu banyak ) saraf di sekitar wajah dan otakmu yang mengalirkan energi positif.

Ya, energi positiflah yang akan membawamu pada kedamaian.

Bukan uang, bukan debit card tanpa nominal, bukan kemewahan, bukan kenikmatan duniawi. Namun kepasrahanmu untuk menerima energi positiflah yang membentuknya.

Ketidakmauan untuk bangkit dan sikap keraslah yang membuatmu terperosok lebih dalam. Bukan masalahnya yang membuat kamu ingin mati, namun ketidakmauanmu yang menghambatnya.

Kenapa tidak aku katakan ketidaksanggupan? Karena sebenarnya kita semua sanggup, mampu dan bisa melewati masalah yang kita hadapi. Tetapi cara dan keinginanlah yang kemudian menentukan cepat atau lambatnya masalah itu hilang dan terselesaikan.

Sama sepertiku beberapa hari lalu.
Aku sanggup melupakan dia. Aku mampu berjalan tanpanya, dan heiiii, tentu saja aku bisa hidup tanpanya -,-

Tetapi aku tidak mau! Aku tidak ingin! Dan aku tidak berniat mencoba!
Aku masih suka berenang dikenangan kami. Aku masih saja menghapal apa yang selalu kami lakukan dan ciptakan.
Aku masih saja dengan percaya dirinya mencari-cari ingatan tentang saat kami tertawa, menangis, bertengkar, bermusuhan, baikan, tertawa lagi, dan seterusnya.
Aku masih memegang teguh janji-janji yang kami buat.
Aku dengan seenak udel tidak mau melepaskan masa lalu itu.

Kemudian apa yang terjadi?
Aku tidak bangkit. Aku malas berjalan kemasa depan. Aku terlalu lelah mencari jalan keluar.

Ah, bodohnya.

Tadi pagi-pagi sekali aku berjanji untuk keluar dari ini. Dia saja sudah mampu berdiri, kenapa aku masih saja duduk-duduk manis?!
Dia saja tidak sudi mengingat-ingat betapa indahnya kami saat bersama, tidak memprcayai lagi janji-janji yang pernah kami buat, tidak peduli lagi pada impian-impian yang kami ciptakan, dan tidak menganggap penting masa depan yang kami rencanakan, lalu kenapa aku yang repot-repot mengasihani diriku?
Ini tidak adil khan?!

Aku kemudian berjanji untuk keras pada diri sendiri. Ingat pepatah yang mengatakan : "saat kamu keras pada dunia, dunia yang akan melembut padamu." ?

Masalahnya teman-teman berbagai bangsa, berbagai tanah air, berbagai bahasa, ini sangat tidaaaak mudah dilakukan.

Aku melawan. Bicara soal keras, yeah, aku anak yang keras. Tetapi kekerasankepalaku tidak pada tempatnya. Aku berkeras untuk tetap tinggal dikubangan malapetaka itu. Aku bersikeras memaksa Tuhan untuk mericek kejadian ini, mungkin Tuhan salah, mungkin Tuhan bercanda, dan mungkin-mungkin yang lain.

Aku takut, seandainya aku melepaskannya, dia malah datang. Seandainya aku bangkit, dia malah mau kembali. Walau ini tampak mustahil, aku masih saja berdamai dengan kemungkinan dan andai-andai yang terlalu naif.

Ini tidak mudah yah?
Ya itu tadi, kembali lagi pada sifat pasrah yang harus ditanamkan pada diri sendiri.
Keraskan hatimu, mengelus dadalah, tersenyum lalu berpasrah pada Tuhan.
Kalimat itu yang sedang in-in-nya aku ajari keotak dan hatiku.

Semoga aku berhasil.
Doakan agar ini cepat berlalu dan aku lulus ujian lalu naik ke grade selanjutnya.
Sukur-sukur kalau grade berikutnya adalah jenjang terakhir. Dimana saat itulah aku ketemu sisoulmate sehingga aku ga perlu lagi mengalami saat-saat seperti ini.

Saat itu akan tiba, mari doakan astrid agar ini tiba dengan cepat dan astrid kuat menjalaninya sehingga dia semakin dewasa dan handal.

Huft, si astrid ini memang merepotkan. Suka banget memaksa orang mendoakannya dan menulis kalimat bertele-tele.
Suatu saat, jika aku bertemu si astrid, aku akan mengajarinya kurikulum baru. Mungkin salah satunya adalah bagaimana si astrid bisa jadi istri ibu serta manusia yang baik bagi suami, anak-anak, dan lingkungannya :p

#prayforastrid

Oh Yeah.. (•‾⌣‾•)♉

Senin, 01 Agustus 2011

Sahabat Bernama Gischard

Tadi ketemu sahabat lama. Namanya Gischard.
Dulu adalah manak geologist disalah satu universitas ternama di Jogja. Anak yang cerdas dan lucu.
Apa oleh-olehnya setiap pulang dari kuliah lapangan? Batu. Ya, B.A.T.U!!!
Batu yang katanya langka, batu yang ada warna peraknya dibeberapa titik, batu yang tidak tau bentuknya apa, batu kecil yang konon terisi sedikit bijih emas yang benar-benar masih "perawan", batu yang warnanya hitam mengkilat, yang permukaannya halus, bentuknya ababil a.k.a tidak berbentuk sesuatu yang bisa digambarkan ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ. Batu itu mememenuhi 2 sampai 3 rak buku yang kuletakkan diruang tamu kontrakanku dijogja. Beberapa batu masih ada sampai sekarang. Masih tertata rapi, di KARDUS!! :p jangan tanya kardusnya dimana, pleasee.. Aku mohon, jangan (˘̩̩̩.˘̩ƪ)


Saat di jogja, aku sangat mengandalkan dia. Kemudian kami lama tidak berhubungan, kali ini, aku mengandalkan dia lagi.

Sebelumnya perlu diketahui pembaca, orang-ornabg terdekatku akan memanggil aku dengan sebutan "ime" :)

Ga perlu waktu lama untuk dia ketahui bahwa aku sedang sedih. Sambil makan roti dia berkata : "jadi, sedih karena apa nih? Pacar lagi?" Hah! Aku belum mengatakan apa-apa. Aku belum bicara satu katapun tentang itu.

Padahal aku berusaha menyembunyikannya. Aku tertawa lebar, menyapa dia dengan semangat, dan memaksa dia cerita tentang hidupnya.

Dia tidak dapat kubohongi. Dia melihat tajam mataku, didalam itulah tersimpan pedih itu.

Lalu dia menarik napas, tetap asik menyesap ice teanya kemudian berbicara panjang lebar.

" Anggap saja kamu sudah beri 99% hatimu padanya. Tapi ingat, kamu masih punya 1% untuk bangkit. Nah dari nilai itulah kamu harus mencoba. 1% bisa naik dan naik hingga 100%."

Lama dia bercerita.. Kira-kira beginilah hasil wejangan dia..

"Bagiku, tidak mudah melupakan orang yang aku cintai. Kalau dia melakukannya, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, anggap saja dia sudah lelah, marah-marah lalu meyakinkan kamu bahwa dia sudah melupakan kamu. Tetapi itu tidak mungkin, aku laki-laki juga, aku tau rasanya. Kedua, dia hanya pelarian dengan yang lain, tetapi itu tidak akan lama. Dia yang nantinya akan terpuruk. Dia bisa memilih, mengubah yang pelarian itu jadi cinta, atau meninggalkan pelarian itu dan berusaha sendiri. Bagiku, dua-duanya tidak baik. Yang kau harus lakukan, me, kau harus cuekin dia. Tunjukkan kamu kuat, kamu hebat. Kalau dia lihat kamu bersemangat, maka dialah yang terpuruk. Jangan mau jadi yang sakit, me. Jangan".

"Kalau memang dia sudah menemukan yang lain, bilang saja kenyataannya begitu. Ya lanjutkan hidup me"
Duuuh, mudah banget yah ngomongnya nih manusia ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ

" Aku kenal kamu sudah lama. Aku tau kamu lama sekali. Aku tau ini mudah. Ingat saja, dulu kau pernah begini sebelumnya, aku tidak lupa, karena aku yang menemanimu saat kau hanya mau diam dirumah kan?! Saat itu, ingat saja, kamu cepat berdiri kan? Ingat dulu, siapa tuh namanya, yang malah mengkhianatimu dengan temanmu itu.tapi kau cepat bangkit kan? Ah, untuk imeku, ini mudah me. Ini kecil."

Lalu aku tetap menyalahkan diriku. Aku yang salah, kataku. Aku manja. Salah kalian nih yang memanjakan aku. Jadinya aku kira dia juga akan memanjakanku.

Dia tertawa lalu berkata "wah, iya ya. Kau manja banget. Ingat waktu kita mau print tugasmu? Udah pake printerku, malam-malam harus diisi tintanya, cerewet lagi pas kertasnya ga bisa. Nangis-nangis sambil bilang "bu, kertasnya ga bisa.." (Bu adalah panggilan sayangku kepadanya)...

" Kamu memang manja kok, tapi ga salah dengan kemanjaanmu. Yah kita harus ngertilah kalau pacarnya manja. Wajarlah me. Hehe" sambil tangannya digoyang-goyangkan, matanya dipicingkan dan menyeringai.

Aku jadi tertawa. Kami tertawa. Kami lalu mengenang masa lalu itu. Masa-masa yang indah. Saat itu sama seperti saat ini, bulan puasa. Aku mohon-mohon pengen ngerasain bagaimana sahur ala anak kos. Lalu diapun menyetujuinya. Dia berjanji akan datang kekontrakanku jam 2 pagi. Dan saudara-saudara, aku ketiduran saat itu. Dia sudah didepan gerbang kontrakan. Berhubung antara pagar dan pintu masuk terbentang halaman yang luas, aku sudah dipastikan tidak dapat mendengar teriakannya. Dia berkali-kali menelepon handphoneku, tetapi tidak kuangkat :p

Lalu apa yang terjadi? Dia nekat manjat pagar. Ya, dia memanjat pagar. Ngetuk-ngetuk jendela kamarku. Oh Tuhan sangat sayang padanya, kalau tidak, gue rasa gue akan dihinggapi rasa bersalah karena membiarkan sahabatku mati digebukin warga.

Lalu dia pernah serius merawatku saat aku "sakit" karena melebai-lebaikan putusnya aku. Ah, saat itu dia sangat beruntung, karena susu kental kemasan yang dia bawa, semuanya dia habiskan sendiri karena aku ga minat minum ¬_¬

Lalu saat aku lagi benar-benar butuh pembela, dia akan datang bak seorang ksatria, siap antar jemput dibelahan bumi manapun ku berada.

Dan apa kehebatannya kali ini? Dia berhasil membujukku makan kfc setelah beberapa lamanya untuk memasukkan beberapa sendok nasi kemulutku saja aku tidak mampu ( teman-temanku tau apa saja menu "kfc ala astrid".. Ya, itu, yang biasa gue pesan. Ya ya, gila kan? :p )

Satu yang aku ingat saat kami akan berpisah tadi, sambil menepuk lenganku dia berkata "sekarang ime sudah dewasa kok. Sudah lebih dewasa. Ini akan mudah me. Pasti mudah"

Dan aku tersenyum walau dalam hati aku tidak mempercayainya, aku tetap tersenyum untuk membuatnya nyaman dan tenang. Walau hatiku ingin teriak "aku ga mau pulang. Aku ga mau sendiri karena akan banyak pikiran-pikiran aneh menari-nari dikepalaku".

Tetapi sudah cukup banyak sahabat yang kurepotkan. Sudah terlalu baik mereka berjuang bersamaku.

Ah, aku sungguh beruntung bisa bertemu dengan dia hari ini. Bersyukur karena aku masih diberi kesempatan berbagi dengannya.

Banyak yang kupelajari saat ini, banyak kutemui berbagai kesimpulan baru dari pengalaman pahit ini. Pelajaran berharga bahwa aku punya banyak sekali sahabat yang bisa kuandalkan.

Kamu tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat sahabat-sahabatmu berkumpul menjadi satu, itu akan menjadi sangat hebat.

Aku bangga pada hidupku. Cara aku memaknai mereka dan aku sangat bangga dengan cara mereka mengasihi aku.

Ini baru dia, aku masih punya banyak sahabat lainnya yang kalau aku share semua, blog ini akan segera ditutup oleh blogspotnya langsung karena tidak dapat menampung milyaran postingan :)

Sekarang, aku hanya perlu belajar cepat, karena semakin kamu cepat berdiri, semakin cepat juga sakit itu hilang. Amen.
Aku akan mencoba dan mencoba. Terus dan terus. Menangis lalu menghapus air mata itu sendiri. Merintih pedih lalu mencoba tersenyum. Sampai nanti, tanpa kusadari, aku tidak punya alasan lagi untuk menangis tertahan. Aku yakin saat itu ada. Aku percaya saat itu akan datang.

"Semakin kamu cepat berdiri, semakin cepat sakit itu pergi. Just let it go, biar waktu yang menyembuhkan"
Quote campuran dari Gischrad dan Mas Bunga :)

Ahhhh Lord... I love my friends.. All of them..
:*

Kamis, 28 Juli 2011

kangen :)

Ah, entah kenapa malam ini berlalu sangat lambat *lebay*

Tadi, dua jam-an lalu aku bbm-an ama bunga. Aku ngadu soal mp3 ku yang berulah, rusak. :( aku bisa hidup tanpa itu, tetapi pasti akan sangat susah. Seolah-olah sebagian nyawaku direngut paksa *lebay part two*

Eh, sampailah aku pada kenyataan buruk. Dimana aku sangat merindukan seseorang. Lalu mulailah aku mengadu lagi ke mas bunga.

Dan dengan kalimat pendek mas bunga hanya menyarankanku menulis di blog ini.

Aku ga tau, apa gunanya menulis ini. Toh dia juga ga akan baca, toh kangennya ga akan tersalurkan, toh mp3ku tetap saja rusak!

Tapi, entah bodoh atau tidak, aku mengikuti saran itu. Jadilah aku menulis disini.

Aku menulis sekalian balas bbm, sekalian buka twitter, sekalian buka email, sekalian nyari baju untuk besok.

Ngomong-ngomong soal twitter, dari sore, terhitung jam 5-an, aku sudah mulai login, tetapi baru bisa bukanya sekarang. Kenapa? Karena provider saya lagi banci banget. Sms failed, telp putus-putus, email nyampenya lama, bbm pending, fb ga jalan, dan twitter? Notifnya bilang gue lost connection. ( Hiks, the fact is i'm just lost my relationship, mister ¬_¬ not the connection. Thank you Indos*t)

Setelah itu ditutup dengan mp3 yang minta di format, setelah diformat malah dia bilang ga bisa terformat. Padahal dia sudah menghapus lagu-lagu yang gue download susah payah tanpa sempat di back up. Mana saat download ulang, gue harus merelakan kereta yang jam 7pm berangkat, alhasil harus nunggu jam 8 itupun harus naik kereta lain yang ke tanah abang, baru disanalah kereta jam 8pm itu berada ¬_¬

Oh yah, setelah itu gue nemu flashdisk jaman nenekmoyang gue. Pas gue buka, tadaaa, isinya virus semua. Jadilah laptop saya melihara beberapa ( ribuan ) virus lagi..

Sial? Aku mengatakan hidup ku sial hari ini? No comment.

Eh, sampai dimana tadi kita? Gue kan lagi cerita soal kangen yah, kenapa bisa nyampe ke derita hidup berkepanjangan ini sih!! ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ

Nah jadi aku tadi kangen, dan aku harus jujur, setelah menulis berbagai kalimat ini, kangennya sedikit berkurang :) ga jadi deh melakukan hal bodoh :p

Óke, sampai disini dulu cerita kangen gue.

Ga penting? Biarin weeek, yang penting nulis.
Tidak berharap yang dikangenin baca dan nyadar :D

Udah yah, aku mau tidur, besok ada tugas penting dan harus segera posting ini cerita sebelum provider ini berulah lagi ‎​​ƪ(‾.‾“)

Sabtu, 23 Juli 2011

Bersyukurlah setelah mengeluh

Ah, baru saja mendengar tentang Amy winehouse meninggal. Katanya overdosis or something. I don’t know the fact but I’m sad to hear that. – Kalo semisalnya berita itu Cuma hoax belaka, I’m so sorry -
Oke, oke, gue ga kenal dia, dia ga pernah berhubungan dengan gue. Gue Cuma tahu dia, dan dia? Umm, bisa dipastikan 99% tidak mengenalku. Terima kasih.

Lalu kenapa aku sedih? Tiba-tiba terngiang diotakku perkataan seorang dosen yang mengatakan “beberapa berita menarik perhatian jika satu, kejadian berita tersebut dekat dengan kehidupan kita misalnya gempa di Sulawesi tentu lebih menggugah hati kita di Indonesia daripada jika kejadiannya di luar negeri sana. Kedua, jika dia orang yang terkenal, ketiga bla, bla, bla”

Ya, dia terkenal. Aku tahu siapa dia dan aku jadi merasa agak sedikit sedih. Sebenarnya harus aku akui, aku juga udah lupa-lupa banget tampang dia seperti apa. Yang aku tau dia agak nyentrik dan punya rambut hitam, matanya tajam, aku suka perpaduan mata, rambut dan kulitnya. Oh, sorry kalau aku salah orang L

Aku lalu berpikir sambil mandi – oke, sekarang gue udah tau kenapa gue bisa kena flu berat, ternyata aku kurang menyayangi tubuhku dengan mandi jam 1 pagi..ehem ehm, back to the topic, please miss Astrid- aku merasa hidup seseorang dapat berubah seketika. Kita tidak tahu kapan kita mati, apa kita masih bisa berharap bernapas besok, apa kita baik-baik saja, apa yang akan terjadi esok dan esoknya lagi.

Oke, oke, kita semua sudah tau kenyataan itu. Kita semua selalu – paling tidak sekali seumur hidupmu – dihadapkan pada pemikiran, esok adalah misteri dan kita hanya bisa berharap pada Tuhan atau siapapun atau apapun yang engkau percayai. Lalu kita juga selalu – hampir setiap hari – dihadapkan pada kenyataan dimana kita harus bersyukur. Hei, kamu masih bisa membaca tulisan ini, berarti masih ada yang bisa kamu syukuri bukan?!

Aku, kamu, mereka, semua orang tahu mengatakan “ aku bersyukur “, “ terima kasih, Tuhan “ , “ ah, hidup itu indah “ , paling tidak selama hidup kita, sekilas saja, kita pernah mengatakan terima kasih kepada siapa atau apapun yang kita percayai berkuasa pada hidup kita, walau itu dalam hati, walau itu singkat dan mungkin sudah kamu lupakan. Jadi, kenapa harus mengeluh? Kenapa kita – aku, kamu, dia, mereka – selalu saja bertanya : “kenapa, Tuhan ( atau siapapun atau apapun yang kau percayai menguasai hidupmu )?

Jadi siapa yang tidak pernah mengeluh dalam hidupnya?
Aku sebagai sukarelawan akan unjuk tangan bahwa aku makhluk pengeluh nomor yahud. Rambutku rusak karena sudah tidak punya waktu merawatnya akibat sibuk dikantor, aku mengeluh. Aku belum dapat kerjaan padahal baru lulus satu minggu, aku mengeluh. Aku dapat kerjaan dan tidak melakukan apapun, aku mengeluh. Aku punya kerjaan dengan setumpuk tugas didepan mata, aku mengeluh. Aku dapat waktu istirahat penuh, aku mengeluh. Aha, aku punya pacar yang baik pun aku masih saja sering mengeluh.

Banyak mengeluh? Jangan kamu kira kamu tidak melakukannya. Dengan berkata “siaaaal, kerjaan gue banyak banget. Gue ga ada waktu tidur neh” itu sudah mengeluh *tawa iblis* Dengan berkata “gila, kerja begini harusnya dapat gaji gede neh” tentong, kamu sudah mengeluh *nari-nari* Dan bagaimana kalau pacarmu lelet? “ ih, punya pacar atau ga punya pacar sama aja!” itu juga mengeluh, kawan…

Sudah, sudah, ga usah memperdebatkan aku. Pandanganku tentang mengeluh adalah “apa yang tidak kau syukuri dan kamu protes, itu mengeluh” Terlalu luas? Terlalu abstrak? Hahahahhaa, santaaai.. aku tidak bilang mengeluh itu tidak boleh… yang aku sesali adalah aku mengeluh namun tidak melakukan perbaikan. Aku mengeluh namun tidak bertindak. Keluhanku lebih banyak dari rasa syukurku. Inilah yang aku tidak sukai.. mengeluh sama besarnya dengan rasa syukur, malah sering kali derajatnya lebih tinggi dari rasa bersyukur J

Lalu apa aku sudah dapat mengendalikannya? Huaaaa, sama sekali tidak *suara keluhan keras* hikshiks..
Aku akan cerita sedikit saja pengalamanku tadi, aku makan malam sama kakak, kakak ipar, dan sahabatku. Berhubung aku lagi masa penyembuhan, kakakku berniat memanjakanku seratus persen. Jadilah kami makan di restoran kesukaanku. Akibat flu yang mengganggu itu tidak berhenti sejenak selama aku makan, rasa makanannya tidak ada, ga nikmat lagi deh. Disanalah aku mengeluh. Aku kenyang sekenyang-kenyangnya. Aku puas udah makan menu kesukaanku yang kuidamkan dari pagi, pake harga gratis lagi.

Setelah makan, aku dan sahabat ku berpisah dengan kakak dan kakak iparku. Aku dan sahabatku berniat memutari sedikit jalan dengan motor. Di perjalanan pulang aku masih bisa berkata “ ih kesel banget deh, kenyang sih kenyang, tapi makanannya ga berasa. Keseeel”

Dan saat mengatakan itu, kami melewati seorang anak penjual cobek di pinggir jalan. Dia duduk dengan tangan melipat dan kepala diletakkan diantara lipatan itu, seperti kedinginan dan kelaparan. Aku tahu dia sedang menunggu jemputan, aku pernah baca cerita tentang anak-anak penjual cobek disebuah majalah. Mereka diantar pagi dan dijemput malam hari. Mereka juga punya target dalam penjualan, yang pastinya target itu sangat tidak mudah mengingat orang sudah beralih ke blender.

Oh Tuhan, langsung saja kutelan ludahku dan menyesali perkataan yang kuucapkan. Aku langsung meminta sahabatku menengoknya dan memberi bekal makan kepadanya. Bukan aku yang memberi. Kenapa? Karena nanti aku akan menangis. Aku benar-benar menyesal dan memalukan kalau aku menangis dihadapan anak itu. Gue ga maulah dia shock melihat seorang cewek nangis dihadapannya dengan ingus meler dan sesegukan sambil bertanya “hiks, dek, hiks, kamu, hiks, udah, hiikshiks, makan gaa..huaahuhuhuuhu,,, ini huhuhu makaaan hikshuhuhu yah” yang ada itu anak bakal teriak dan berpikir gue alien dari negeri entah berantah yang kehilangan arah -,-
Sooo, apa hubungannya dengan kematian Amy Winehouse, keluhan dan rasa bersyukur serta anak penjual cobek itu?


“ kematian bisa datang kapan saja, tanpa kamu ketahui dan duga, mengeluh boleh saja namun bertindaklah, keluar dari kalimat-kalimat keluhanmu, kemudian bersyukurlah. Selalu bersyukur untuk kejadian sekecil apapun, kalau kamu merasa kamu adalah orang paling menderita didunia ini, itu sah-sah saja, namun ingatlah si anak penjual cobek yang kedinginan dan kelaparan. “


Mari belajar bersama, kita mendapat pengalaman, dan belajar dari pengalaman itu. Tidak ada yang munafik, semua jatuh dan belajar, walau fase itu harus terus diulang, walau nanti aku, kamu, dia, maupun mereka mengeluh, belajarlah kembali bersyukur. Kita harus selalu belajar dan tidak ada kata terlambat untuk selalu beryukur, even sebelumnya kita mengeluh J

Aku tau, mungkin suatu hari bisa saja aku kemakan kata-kataku ini. Aku tau betapa susahnya menjalani ini semua. Namun, tidak ada salahnya kan menyampaikan apa yang aku rasa hari ini? *pembelaan diri*
Santai kawan, kita sama.. semua manusia sama, selalu belajar, sering kali gagal, namun ada saatnya punya semangat untuk memperbaikinya.


Selamat belajar kawan-kawan. Terutama aku :p


Selamat tidur.


Terima kasih Tuhan aku masih punya kesempatan untuk menulis dan tertidur lelap nanti. Semoga aku akan bangun dengan segar, tidak lagi sakit, dan menemukan semua semakin indah…