Oh hai.. Mari belajar...
Belajar tanganmu menggenggam tanganku, belajar mengerti apa yang ada diotakku, belajar menikmati bagaimana menjadi aku..
Kamu akan terkejut mengetaui tentang aku.
Kamu akan begitu menyukainya :)

Senin, 01 Agustus 2011

Sahabat Bernama Gischard

Tadi ketemu sahabat lama. Namanya Gischard.
Dulu adalah manak geologist disalah satu universitas ternama di Jogja. Anak yang cerdas dan lucu.
Apa oleh-olehnya setiap pulang dari kuliah lapangan? Batu. Ya, B.A.T.U!!!
Batu yang katanya langka, batu yang ada warna peraknya dibeberapa titik, batu yang tidak tau bentuknya apa, batu kecil yang konon terisi sedikit bijih emas yang benar-benar masih "perawan", batu yang warnanya hitam mengkilat, yang permukaannya halus, bentuknya ababil a.k.a tidak berbentuk sesuatu yang bisa digambarkan ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ. Batu itu mememenuhi 2 sampai 3 rak buku yang kuletakkan diruang tamu kontrakanku dijogja. Beberapa batu masih ada sampai sekarang. Masih tertata rapi, di KARDUS!! :p jangan tanya kardusnya dimana, pleasee.. Aku mohon, jangan (˘̩̩̩.˘̩ƪ)


Saat di jogja, aku sangat mengandalkan dia. Kemudian kami lama tidak berhubungan, kali ini, aku mengandalkan dia lagi.

Sebelumnya perlu diketahui pembaca, orang-ornabg terdekatku akan memanggil aku dengan sebutan "ime" :)

Ga perlu waktu lama untuk dia ketahui bahwa aku sedang sedih. Sambil makan roti dia berkata : "jadi, sedih karena apa nih? Pacar lagi?" Hah! Aku belum mengatakan apa-apa. Aku belum bicara satu katapun tentang itu.

Padahal aku berusaha menyembunyikannya. Aku tertawa lebar, menyapa dia dengan semangat, dan memaksa dia cerita tentang hidupnya.

Dia tidak dapat kubohongi. Dia melihat tajam mataku, didalam itulah tersimpan pedih itu.

Lalu dia menarik napas, tetap asik menyesap ice teanya kemudian berbicara panjang lebar.

" Anggap saja kamu sudah beri 99% hatimu padanya. Tapi ingat, kamu masih punya 1% untuk bangkit. Nah dari nilai itulah kamu harus mencoba. 1% bisa naik dan naik hingga 100%."

Lama dia bercerita.. Kira-kira beginilah hasil wejangan dia..

"Bagiku, tidak mudah melupakan orang yang aku cintai. Kalau dia melakukannya, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, anggap saja dia sudah lelah, marah-marah lalu meyakinkan kamu bahwa dia sudah melupakan kamu. Tetapi itu tidak mungkin, aku laki-laki juga, aku tau rasanya. Kedua, dia hanya pelarian dengan yang lain, tetapi itu tidak akan lama. Dia yang nantinya akan terpuruk. Dia bisa memilih, mengubah yang pelarian itu jadi cinta, atau meninggalkan pelarian itu dan berusaha sendiri. Bagiku, dua-duanya tidak baik. Yang kau harus lakukan, me, kau harus cuekin dia. Tunjukkan kamu kuat, kamu hebat. Kalau dia lihat kamu bersemangat, maka dialah yang terpuruk. Jangan mau jadi yang sakit, me. Jangan".

"Kalau memang dia sudah menemukan yang lain, bilang saja kenyataannya begitu. Ya lanjutkan hidup me"
Duuuh, mudah banget yah ngomongnya nih manusia ‎​‎​​ƪ(‾ε‾“)ʃ

" Aku kenal kamu sudah lama. Aku tau kamu lama sekali. Aku tau ini mudah. Ingat saja, dulu kau pernah begini sebelumnya, aku tidak lupa, karena aku yang menemanimu saat kau hanya mau diam dirumah kan?! Saat itu, ingat saja, kamu cepat berdiri kan? Ingat dulu, siapa tuh namanya, yang malah mengkhianatimu dengan temanmu itu.tapi kau cepat bangkit kan? Ah, untuk imeku, ini mudah me. Ini kecil."

Lalu aku tetap menyalahkan diriku. Aku yang salah, kataku. Aku manja. Salah kalian nih yang memanjakan aku. Jadinya aku kira dia juga akan memanjakanku.

Dia tertawa lalu berkata "wah, iya ya. Kau manja banget. Ingat waktu kita mau print tugasmu? Udah pake printerku, malam-malam harus diisi tintanya, cerewet lagi pas kertasnya ga bisa. Nangis-nangis sambil bilang "bu, kertasnya ga bisa.." (Bu adalah panggilan sayangku kepadanya)...

" Kamu memang manja kok, tapi ga salah dengan kemanjaanmu. Yah kita harus ngertilah kalau pacarnya manja. Wajarlah me. Hehe" sambil tangannya digoyang-goyangkan, matanya dipicingkan dan menyeringai.

Aku jadi tertawa. Kami tertawa. Kami lalu mengenang masa lalu itu. Masa-masa yang indah. Saat itu sama seperti saat ini, bulan puasa. Aku mohon-mohon pengen ngerasain bagaimana sahur ala anak kos. Lalu diapun menyetujuinya. Dia berjanji akan datang kekontrakanku jam 2 pagi. Dan saudara-saudara, aku ketiduran saat itu. Dia sudah didepan gerbang kontrakan. Berhubung antara pagar dan pintu masuk terbentang halaman yang luas, aku sudah dipastikan tidak dapat mendengar teriakannya. Dia berkali-kali menelepon handphoneku, tetapi tidak kuangkat :p

Lalu apa yang terjadi? Dia nekat manjat pagar. Ya, dia memanjat pagar. Ngetuk-ngetuk jendela kamarku. Oh Tuhan sangat sayang padanya, kalau tidak, gue rasa gue akan dihinggapi rasa bersalah karena membiarkan sahabatku mati digebukin warga.

Lalu dia pernah serius merawatku saat aku "sakit" karena melebai-lebaikan putusnya aku. Ah, saat itu dia sangat beruntung, karena susu kental kemasan yang dia bawa, semuanya dia habiskan sendiri karena aku ga minat minum ¬_¬

Lalu saat aku lagi benar-benar butuh pembela, dia akan datang bak seorang ksatria, siap antar jemput dibelahan bumi manapun ku berada.

Dan apa kehebatannya kali ini? Dia berhasil membujukku makan kfc setelah beberapa lamanya untuk memasukkan beberapa sendok nasi kemulutku saja aku tidak mampu ( teman-temanku tau apa saja menu "kfc ala astrid".. Ya, itu, yang biasa gue pesan. Ya ya, gila kan? :p )

Satu yang aku ingat saat kami akan berpisah tadi, sambil menepuk lenganku dia berkata "sekarang ime sudah dewasa kok. Sudah lebih dewasa. Ini akan mudah me. Pasti mudah"

Dan aku tersenyum walau dalam hati aku tidak mempercayainya, aku tetap tersenyum untuk membuatnya nyaman dan tenang. Walau hatiku ingin teriak "aku ga mau pulang. Aku ga mau sendiri karena akan banyak pikiran-pikiran aneh menari-nari dikepalaku".

Tetapi sudah cukup banyak sahabat yang kurepotkan. Sudah terlalu baik mereka berjuang bersamaku.

Ah, aku sungguh beruntung bisa bertemu dengan dia hari ini. Bersyukur karena aku masih diberi kesempatan berbagi dengannya.

Banyak yang kupelajari saat ini, banyak kutemui berbagai kesimpulan baru dari pengalaman pahit ini. Pelajaran berharga bahwa aku punya banyak sekali sahabat yang bisa kuandalkan.

Kamu tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat sahabat-sahabatmu berkumpul menjadi satu, itu akan menjadi sangat hebat.

Aku bangga pada hidupku. Cara aku memaknai mereka dan aku sangat bangga dengan cara mereka mengasihi aku.

Ini baru dia, aku masih punya banyak sahabat lainnya yang kalau aku share semua, blog ini akan segera ditutup oleh blogspotnya langsung karena tidak dapat menampung milyaran postingan :)

Sekarang, aku hanya perlu belajar cepat, karena semakin kamu cepat berdiri, semakin cepat juga sakit itu hilang. Amen.
Aku akan mencoba dan mencoba. Terus dan terus. Menangis lalu menghapus air mata itu sendiri. Merintih pedih lalu mencoba tersenyum. Sampai nanti, tanpa kusadari, aku tidak punya alasan lagi untuk menangis tertahan. Aku yakin saat itu ada. Aku percaya saat itu akan datang.

"Semakin kamu cepat berdiri, semakin cepat sakit itu pergi. Just let it go, biar waktu yang menyembuhkan"
Quote campuran dari Gischrad dan Mas Bunga :)

Ahhhh Lord... I love my friends.. All of them..
:*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar