Oh hai.. Mari belajar...
Belajar tanganmu menggenggam tanganku, belajar mengerti apa yang ada diotakku, belajar menikmati bagaimana menjadi aku..
Kamu akan terkejut mengetaui tentang aku.
Kamu akan begitu menyukainya :)

Jumat, 28 Desember 2012

Oke, udah selesai dong ke lantai bawahnya. Ga ada makanan, yang ada tissue.. Emm, anak-anak itu (Moudy dan Happy) emang bekerja diperusahaan tissue, tapiii kenapa juga harus dikasihnya tissue >,<

Ini udah mau nulis panjang lebar lagi. Tentang apa? Oh hadiah dari Tuhan? Untuk perayaan Christmas? OH HAHAHA

Jadi giniiii... suatu hari gue beri kepercayaan pada seorang teman. lalu dia buat salah, orang bilang salah, gue tetep percaya dia bener. sampe berbulan-bulan kebohongan, tetep aja gue percaya dia jujur. hari ini kebuka. jreng. gitu deh. Sedih? enggak. Kecewa? Iya. Sakit hati? Iya. Benci? enggak. Gitu aja sik. udah gede ini. -____-

APA? Udah JAM 5.09 pm?
Oke, udah dulu yah. kali ini gue mau nonton x_x

Soal nonton, pas banget Djakarta Theater deket kantor. jadi kali ini, ayo nonton pilem. Sebut saja ini kencan kerja :D

Byebye semua...
Ini hadiah yang hebat dan aku akan mengakhirinya dengan nonton *o*
-aku suka penutupnya, seperti strowberry for the dessert-

\(^o^)/

Gini loh...

AH HAAAAAAAAA... HAPPY CHRISTMAAAAAAS!!!

Gila, baca baca baca kebawah bawah, itu tulisan gue galau mumet banget yah. Sumpah, kisah cintanya kurang ditambahin garam aja, langsung tuh bisa sukses jadi sinetron terkenal didunia.. xixi

Gini, gue tuh pengen cerita panjang lebar disini. sumpah, pengen banget saat ini nulis tentang kecurangan, hadiah, romantisme, tapiii.. dua sahabatku sedang menunggu dilantai bawah.. kita mau main eh maksudnya mau meeting.. sorry.. sorry...

Jadi, besok-besok aja yah cerita-ceritanya.. tapi satu kalimat aja buat kalian-kalian yang ada didunia percintaan ini. Jangan pernah percaya pasangan kalian 100% apalagi saat semua orang tidak mempercayainya.

Udah gitu aja... aku mau ambil makanan eh maksudnya meeting ke lantai bawah. Biasa, super sibuk nih wanita karir jaman sekarang :*

Bye ALL..


*kalau aja ga sempat*

HAPPY NEW YEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAR

Rabu, 15 Agustus 2012

Pergilah...


Tidak apa-apa, pergilah. Nanti akan ada aku yang baru, yang bisa menggantikan tempatku dihatimu.
Mungkin, akupun akan begitu.

Tidak mengapa, kalau kamu mau, kamu pasti bisa. Dan kalau kamu bisa, jangan merasa bersalah, aku tidak marah. 
Kalau begitu, pergilah.

Aku tidak bisa menjanjikanmu aku akan bahagia, tetapi aku bisa berkata, aku akan baik-baik saja. Waktu akan menghapusnya.

Mungkin aku akan kehilangan tawa itu, waktu-waktu dimana kita berbagi luka, bahagia, berduka. Mungkin itu berharga, tetapi tidak mengapa, bisa jadi nanti itu akan semurah sampah.

Ya, aku menangis, aku terluka dan disini, sekarang ini, aku begitu bersedih. Tetapi, ssttt, jangan khawatir, tidak apa-apa, nanti aku akan baik kembali.

Sepi? Tentu saja. Aku akan merasa sendiri. Tapi aku akan datang ke tempat yang ramai, hingga nanti, aku menjadi baik kembali.

Aku tahu ada di dunia ini yang tidak bisa dipaksa. 
Sekeras apapun kita mencoba, cepat atau lambat, kita akan berpisah. 
Jadi buat apa menunggu?
Jangan kamu risau, hari ini toh akan jadi masa lalu.

Pergilah sejauh yang kamu mampu, aku tidak akan menunggu. Jangan ragu. Melangkahlah dengan tegas, menjauh dari hidupku, aku mungkin akan memintamu menunggu, tetapi saat kamu tidak bisa tinggal, aku merelakannya.

Perlahan tapi pasti, jejakmu akan terganti. Aku mungkin akan tertatih, tetapi kemudian aku akan menari, dan kau akan lihat segarku seperti mentari dipagi hari.

Kita akan lalui ini dengan sempurna.

Maka pergilah, aku tidak akan menahanmu. Tertawalah bebas dan lepas. Hanya itu yang aku ingin darimu.


*Hujan membuatku menulis ini. Hatiku mudah sekali digalaukan, ternyata -,-*
1 agustus 2012

Melanjutkan hidup setelah perpisahan...

Melanjutkan hidup setelah kehilangan seseorang itu tidak mudah. 
Apalagi ya, jika makhluk hidup itu sudah ada di angan-angan masa depanmu. Aku yakin, banyak dari kita yang ingin berhenti bernapas saat itu juga.

Terkesan lebai jika bukan kamu sendiri yang mengalaminya. 
Berlebihan katamu? Iya, karena kamu tidak merasakannya.
Ah, kamu pernah merasakannya? Yeah, pernah kan berarti sudah berlalu.

Kata seorang teman, perpisahan itu memang diciptakan satu saat kamu jadian sama seseorang. Jadi, sebaiknya siapkan plan B agar perpisahan bisa segera di daur ulang. Bagaimana caranya? Entahlah, aku bukan mau membahas itu disini :p

Nah, yang paling kasihan dari orang yang sedang mengalami efek negatif dari cinta itu adalah saat harus memilih move on-kah atau berjuang mendapatkannya kembali.

Beberapa kasus ada perasaan lega yang terselip ditengah tangis saat semua terjadi, apalagi jika dulunya hobi kalian itu bertengkar. Kayak sedikit tiupan dingin AC ditengah panasnya terik.

Itu di saat tangis sedang deras-derasnya dan ingus udah terjun bebas dari hidung, dihati terdalam kita tahu memang ini baiknya.

Tapi, siapa sih orang hebat yang bisa begitu cepat bangkit saat perpisahan baru bermenit-menit yang lalu? Lain halnya jika memang perpisahan itu sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Lalu, apa jadinya saat perpisahan itu bagai bencana? Ga dikira-kira tiba-tiba kamu berada diposisi duduk dilantai termenung, antara bingung dan ga percaya semua terjadi sedangkan dia melenggang bebas diluar sana, udah mulai mempraktekkan tips dan trik dari buku untuk menggaet pasangan baru. Sadis.

Itu menyakitkan dengan segala mood buruk bercampur didalamnya. Mau teriak memaki, orangnya udah pergi. Mau nangis mulu kok ya capek juga. Mau diam aja rasanya ga tahan, mau tertawa juga ga bisa.

Semua serba salah. Makan salah, ga makan salah, tidur ga enak, ga tidur juga susah. kayak tingkah laku jatuh cinta tapi ini dari sisi negatifnya. Semua serba ingat dia.

Cara mengatasinya lebih susah lagi. Nangis sepanjang hari, dia toh ga akan kembali. Mau dilupakan, kok ya ga rela.

Rasanya tuh kayak hidup sudah berhenti. Ga ada semangat mau ngapain-ngapain.

Lebih susah lagi kalau tadinya dia baiiik banget, lucuuu banget, cakeeep banget, pinteeer banget, perhatiaaan banget, sabaaar banget, pokoknya semuamua yang indaaah banget deh (tunggu, lalu kenapa kalian putus? Oh yah, oke).
Makanya cari pacar yang jahat, biar pas pisah, ga susah lupainnya *eh, bego!!!*

Anehnya, pas pisah, semua kenangan indah ter-reply lagi. Padahal yah kamu tuh orangnya suka lupa apapun, malah kadang saking pelupanya, kamu suka lupa pulang ke rumah. Tapi entah mengapa saat itu kamu jadi si genius yang mudah mengingat kejadian-kejadian saat bersama, yang lucunya, kejadian itu pasti yang enak-enak aja. Jarang tuh mengingat pas dia jadi jahat, pas dia bohong, pas dia menyakiti, pas dia lebih memilih jalan santai saat kamu membawa semua kantong belanjaan plus tas ditangan kanan dan kiri, apalagi alasan kalian meski berpisah.

Cinta itu aneh, begitu juga dengan perpisahan.

Nah, perbedaan dalam menyikapi perpisahan di tiap orang juga berbeda. Ada yang terkesan keren, unik, bahkan menjijikkan. Semuanya bisa jadi dikemudian hari akan diingat sebagai kisah yang manis -bisa jadi loh, tapi aku ga yakin juga sih dengan kalian- :p

Apalagi soal laki-laki dan perempuan. Aku bukannya sedang menguliti masalah gender loh. Yang pasti, entah karena memang kodrat atau kebiasaan, dua jenis makhluk hidup ini menyikapi perpisahan dengan cara berbeda.

Laki-laki biasanya menanggapi dengan bijak dalam tanpa kutip. Ga pakai acara nangis-nangis sampe ingus kemana-mana, ga sampe curhat sana sini minta diperhatikan  (walaupun mungkin ada beberapa laki-laki yang melakukannya didunia ini), mengurung diri dikamar sampe berhari-hari, menarik diri dari kehidupan sosial, sampai akhirnya terpaksa keluar dengan mata bengkak.

Mereka akan mencari pelarian, contohnya menyibukkan diri dengan kerjaan, main sana sini dengan teman-teman lelakinya. Yeah, ada beberapa yang malah minum-minum, tapi aku tekankan sekali lagi, tanpa ingus yang bertebaran diwajahnya (ini kenapa semakin menjijikkan yah?!) - kecuali, well, kalau dia mabuk. Emm, apa yang bisa dikendalikan saat anda mabuk?!

Teman-teman sesama itu biasanya tidak melewati fase menghapus air mata si laki-laki (euih), memeluknya lembut (jiaaah), lalu tersenyum sambil berkata "tenang, teman, semua akan baik-baik saja".

Biasanya mereka malah akan menepuk punggung si pemeran utama sambil berkata "Halah, perempuan mah ga cuma dia aja kalee", sambil tidak lupa mengajaknya melakukan hobi-hobi mereka. Bukan, aku tidak berbicara soal hobi belanja, tetapi soal otomotif, olah raga, film dan, dan apa lah itu.

Perempuan, ah, perempuan lain lagi. Entah ini harus disyukuri atau malah merepotkan, saat terluka sangat dalam, perempuan lebih memilih menelepon genk cantiknya dan melakukan konferensi kecil-kecilan. Perempuan sangat mengandalkan sahabat-sahabatnya dan dengan senang hati sahabat akan merentangkan tangan.

Mereka akan datang dengan mata sembab, wajah tersakiti, rambut acak-acakan, hidung memerah plus tidak lupa membawa tissue yang sudah menipis karena digunakan untuk menghapus -maaf- ingus yang kemana-mana.
Lalu dengan suara tercekat, dikelilingi para sahabat dan mulailah dongeng itu: "aku ga tau blablabla", "ini nyakitin banget blablabla", "aku ga nyangka dia blablabla".

Biasanya yang akan dilakukan teman-teman si cantik ini adalah memeluk lembut, menghapus air matanya, sambil tetap memastikan persediaan tissue bersih. Ah, tidak lupa juga wejangan dari orang yang belum tentu berpengalaman. Ingat, perempuan sangat suka berbagi cerita dan -ehem- berceloteh.

Teman yang baik untuk perempuan yang sedang patah hati adalah si pendengar yang sabar dan si baik hati yang punya ide cemerlang yakni mengatasi rasa sakit dengan belanja-belenji. Soal belanja, memang itu adalah cara keren dideretan pertama untuk mengusir kesakitan apapun dihatimu, kawan. Sorry, intermezzo.

Nah, ada beberapa kasus, entah dia laki-laki atau perempuan, yang menikmati perpisahan dengan cara yang kalem. Nangis seperlunya, marah seperlunya, curhat seperlunya, dan kemudian berusaha bangkit lagi (kadang dengan seperlunya juga sih).

Ini biasanya  terjadi untuk orang yang sudah lelah menjalaninya. Jadi saat perpisahan terjadi, pasrah itu hal mutlak bagi mereka.

Ada juga orang yang menyikapinya tertutup. Diam-diam nangis, diam-diam terluka, lalu hilang aja gitu dianya, entah kemana.

Dipihak lain, ada juga yang dengan senang hati menjadi pembicara di acara bertema patah hati, menikmati rasa sakit dengan tawa dan kemudian menggandeng pasangan lain. Semoga tidak ada perpisahan berikutnya.

Lalu bagaimana aku mengatasi perpisahan? Aih, aih, haha, haha, lucu kamu nanya ini. Mungkin, emmmm, mungkin aku perpaduan akan dua makhluk itu. Mungkin, loh yah. Haha.

Jakarta, 7 Juli 2012

Jumat, 27 April 2012

Karena Kamu...


Dari dulu, aku tidak pernah memohon untuk waktu diputar kembali. Aku tidak pernah mengemis pada Tuhan agar Ia membawaku ke masa lalu. Bagiku, masa lalu memang ada yang disesalkan, tetapi masa depan akan memperbaikinya. 

Itu salah satu kewajiban manusia bukan? Memperbaiki masa lalu, menjalaninya saat ini untuk memberi harapan di masa depan.

Ah, itu berubah sekarang. Seakan aku mengkhianati pikiranku sendiri, mengebiri keyakinanku dan membuatnya berbalik. Aku menginginkan masa lalu itu hadir kembali.

Karena kamu…

Itu semua karena kamu.

Di masa lalu ada kamu, di masa ini kamu berlalu, dan tidak akan ada lagi kamu di masa mendatang.
Jadi, apa lagi pilihan selain aku berlutut pada Tuhan siapapun yang disembah manusia, untuk mengembalikan aku ke masa itu.

Sebut aku gila, aku menginginkannya hingga menjadi ambisi. Bukan lagi berandai-andai, bukan hanya mengharapkannya. Aku memintanya dengan sepenuh hati.

Karena kamu...
Karena kamu ada di masa lalu.

Lalu kata orang kepadaku, itu mudah. Suruh saja dia untuk datang ke masa depan. Minta dia untuk hadir di masa ini, paksa masa lalu itu untuk menghampirimu. Agar bisa kamu jerat dan penjarakan dia sesuka hati. 

Ah, bagaimana aku bisa? Kamu sudah dimiliki masa lalu. Masa ini sudah meniadakanmu dan dimasa depan, nama kamu tidak tertulis lagi.

Aku jadi begitu bingung, harus aku apakan Tuhan. Harus bagaimana aku mengelabui takdir, bagaimana caranya aku menipu Dia untuk kemudian menampilkanmu di masa depan, pun di masa sekarang, itu saja aku mau.

Aku berubah cengeng, sedikit mengiba, mengharapkan langit, tanah, pun makhluk dibumi ini untuk mengasihaniku. Aku tidak meminta banyak, cukup kamu di masa depan. Di masa ini pun aku mau, asal aku bisa merasakanmu sekali lagi, lagi dan lagi.

Karena kamu…

Karena kamu aku mau menukar aku yang dulu. Kamu untuk dimasa depan, kamu untuk dimasa ini, sekali saja, biarkan aku menikmatimu, lagi dan lagi.

Langit kelam, bintang berkedip, laut bergemuruh, tidak ada satupun, satu saja makhluk yang mau mengabulkannya. Mereka seolah begitu sombong, mencemoohku dengan begitu keji.
Tidak apa-apa. Aku rela. Untuk kamu, aku mau. 

Karena kamu…

Sini, aku tantang kau angin, sini berkelahi denganku matahari, aku akan jadi pemenang, asal kamu bisa hadir di masa mendatang atau sekarang, ayo bertarung.

Ah, semua mengetawaiku, menganggap aku bodoh, sudah tidak waras aku. Sakit jiwa katanya.

Aku pun ikut tertawa. Perlahan senyum kemudian terbahak. Aku mungkin, memang bisa jadi, sudah gila. 

Karena kamu…

Tanah merah basah, tulisan nama masih berbau, tempatmu senyap. Aku begitu takut. 

Bisa jadi benar. Ada kamu dimasa lalu, tidak ada kamu sekarang, dan hanya kenangan di masa mendatang. 

Kali ini aku menangis. Kali ini aku menyesali. Kali ini, aku mengutuki diri sendiri.

Karena kamu. Hanya karena kamu aku bisa begini.


---
(lagi-lagi) cerita absurd tak bermakna
 Bintaro, 27 April 2012


Jumat, 13 April 2012

Dear Sahabat...


Sebuah surat untuk sahabat,
Sebenarnya sudah lama ditulis, tetapi baru sekarang bisa diposting.
Untuk siapakah ini? Kamu, ya, untuk kamu :)

__

Dear Sahabat,

Apa kabarmu disana?

Kali ini aku menulis diantara emosi yang begitu kuat, negatif dan positif. Begitu banyak pengalaman yang aku lalui, buruk ataupun indah. Banyak orang yang aku temui, jahat ataupun baik. Ah sahabat, seandainya kamu ada disini…

Beberapa kejadian membuat aku semakin mengerti arti hidup, beberapa mengajarkanku untuk kuat, beberapa mengingatkanku untuk bersyukur, dan ada begitu banyak kejadian yang mendewasakanku. Seandainya kamu disini, kamu bisa jadi akan sangat bangga padaku.

Ada saat dimana hidup begitu mudah untuk dinikmati, namun begitu banyak peristiwa yang begitu menyakitkan untuk dilewati. Semuanya itu mengajari aku untuk menyimpulkan apa itu hidup.

Saat kita bersedih, selalu ada orang yang akan buat kita tertawa.
Saat kita kesal, ada orang yang bisa dengan begitu ajaibnya membuat kita tenang.
Saat kita merasa dipermainkan, ada saat dimana kamu merasa begitu berharga.
Saat kita menangis, kita akan punya teman yang berusaha segila mungkin untuk membuatmu menghapus air mata. Kalau saja bisa dia mengeringkan airmatamu dengan tiupan dari bibirnya, mungkin dia mau melakukannya berkali-kali.

Sahabat, jujur saja aku tidak mampu selalu kuat berdiri. Aku tidak bisa setiap saat mengikuti pesanmu. Kuat, tegar, karena aku adalah perempuan hebat. Sahabat, itu tidak mudah.

Dear sahabat,

Aku belajar bahwa selalu berkata iya itu tidak baik. Aku belajar bahwa terkadang, menolak adalah perbuatan paling bijaksana.

Aku belajar bahwa tidak semua orang peduli pada perasaanmu. Saat kamu mengeluhkan sesuatu, ada orang diluar sana yang membatin :”oh, please, gue lebih malang…”.

Aku belajar bahwa beberapa orang berani untuk menyakitimu dan bersikap seolah-olah perbuatan itu bukanlah masalah besar. Aku belajar kedewasaan darinya.

Sahabat, dunia tidak lagi indah seperti yang dilihat dari kacamata seorang anak kecil. Dunia tidak polos dan tulus. Semua penuh siasat dan politik. Yang kalah akan mati, yang menang akan menginjak sipesakitan. Itulah dunia sebenarnya, dunia tanpa kepolosan.

Hmm, kita sudah terlalu dewasa untuk mengeluh dan berandai-andai mesin waktu itu benar adanya, bukan?

Kamu tahu kan sahabat, hidup seperti kereta. Ah, terkadang aku sangat ingin kereta itu segera berhenti. Benar-benar berhenti dan tidak bergerak lagi. Tapi ini lucu sahabat, ada kalanya aku malah menunggu-nunggu saat kereta itu bergerak menikmati perjalanan berikutnya.

Sahabat, aku belajar bahwa bukan karena kesabaranmulah maka kamu dapat memaafkan seseorang, tetapi karena rasa cinta didalam dirimu yang membuatnya seperti itu. Aku berpegang pada itu akhir-akhir ini. Apa kamu melakukannya juga?

Aku bukanlah manusia sempurna, kamu tahu itu. Aku sering sekali menyebalkan, aku berani bertaruh, kamu menyetujuinya. Aku penuh dengan keanehan yang dari dulu sering aku tanyakan padamu. Tetapi terima kasih karena menyadarkanku bahwa tawa akan selalu ada disetiap isak tangis. kebahagiaan selalu terasa pantas saat beban berat telah membawamu ke tujuan.

Ah sahabat, semuanya terasa begitu pas saat ini. Jika saja kamu ada disampingku, ini akan berubah sempurna. Sahabat, aku begitu menyukai keindahan yang Tuhan berikan padaku saat ini. Semoga akan menjadi sempurna, jika aja kamu ada saat ini.

Andai kamu disini, andai kamu ada disampingku, aku tidak akan membisikkannya lagi agar anginpun tak dapat menguping. Aku akan berteriak, mengungkapkan dengan tegas setiap kalimat itu.

Aku mencintai hidupku dan aku akan selalu bersyukur untuk itu.

Apa yang bisa aku janjikan padamu? kita akan bertemu nanti. Kita akan semakin matang dan berpelukan dalam tawa. Jadi, sabarlah, kita sedang mencapai proses itu.



Jakarta, 2 Januari 2012
Astrid Meliza

Sabtu, 10 Maret 2012

dewasa, katanya, cinta...

Dan waktu berlalu begitu cepat. Meninggalkan serpihan luka yang hebat.
Melepaskan panah dengan tepat.
Ia melesat dengan cepat.
Menusuk hati yang kemudian terasa pahit.
Jiwa merana, hati meradang, sakit.

Aku tertawa tertahan kemudian reda.
Seperti hujan yang turun deras kemudian diam.
Selayaknya angin menghantam, berlalu menghilang.
Badai menghancurkan bangunan yang menjulang sombong.

Cerita itu mencabut rasa yang tertanam.
Begitu erat dan intim, awalnya.
Ia berakhir dengan kejam dan kelam.
Pagi digantikan malam.
Cerah dirusak mendung. Apa hanya aku yang merasa ini hitam?

Aku tertawa seperti gila.

Putih digantikan semburat merah.
Menyeruak masuk ke jiwa yang hampa.
Melesat dan mengoyak jiwa polos yang lalu berubah.

Hati sudah tidak lagi indah.
Entah apa yang mengubah.
Entah siapa yang datang mengacau.
Aku meracau, kalau kamu tau ini sudah menjadi kacau.

Kita sudah berubah. Sudah dewasa katanya.
Aku ingin pergi, pulang kembali menjadi dulu.

Sudah dewasa dia.

Tangis seolah tawa tertahan.
Duka ditopengi senyum tipis mengembang.
berapa ribu lagi yang harus dibohongi.
Cukupkah atau harus selalu diulangi?
Lalui saja katamu, lalui dan jangan berhenti.
Itu bukan solusi berarti.

Seperti mati.

Pergi tidak memberi jawaban. Tinggalpun hanya sebuah ilusi.
Aku menangis, sambil tertawa aku menari.
Dilantai, di awan, diudara, bahkan dibadanmu.
Menginjak keras dengan stiletto, berharap setiap inci mengoyak kamu.

Ini semu yang berkepanjangan.

Senja meramu suasana.
Dibuatnya seolah semua pas adanya.
Agar sang pecinta mau duduk berdua.
Barang sebentar. Kalau boleh lama.
Semakin jam berdetak, ikatan kuat menyakitkan. Dan tetapkah bertahan?

Sebut itu cinta.

Pedang bermata dua. Siap menusuk siapa yang kena.
Tidak adil tidak juga memilih.
Melihat lalu merasa suka.
Merasa lalu terabai.
Itu racun, atau cinta yang dibalut racun? Keduanya tampak nikmat.


- astrid, dalam kebodohannya mempermainkan kata tak berarti apa-apa-