Oh hai.. Mari belajar...
Belajar tanganmu menggenggam tanganku, belajar mengerti apa yang ada diotakku, belajar menikmati bagaimana menjadi aku..
Kamu akan terkejut mengetaui tentang aku.
Kamu akan begitu menyukainya :)

Sabtu, 06 Agustus 2011

susahnya bersahabat dengan mantan..

Jadi mantan itu tidak enak, kawan!

Bukan karena kamu tidak memilikinya lagi, ini lain pembahasan.

Masalahnya kamu ga bisa bersahabat ama dia jika dia sudah punya pasangan. Kamu ga akan bisa leluasa untuk sekedar bertemu dan bercengkrama.

Ini cukup menyedihkan bagiku.

Aku punya mantan yang lucu, selera humornya lumayanlah. Baik pasti, orang yang akikah pilih ga pernah buruk, bro (lalu ngapain putus? Ah, itu lain soal, teman :p)

Kami suka bercerita, tertawa-tawa, menghabiskan banyak waktu hanya dengan membahas satu soal mengenai kerjaannya. Aku bisa puas mengejek kerjanya dan dia dengan loyalitas tinggi akan membela mati-matian itu posisi.

Dia beberapa kali menyakiti, even kami sudah jadi teman dan aku juga beberapa kali membuat dia kesal. Kami suka sekedar minum kopi ditempat kami masing-masing sambil saling sombong lewat telepon. Pokoknya, sejauh ini dia mantan yang menyenangkan dan paling kooperatif. Ini jauh sebelum dia bertemu tambatan baru.

Setelah dia punya "si dia" kami putus hubungan. Tidak ada teleponan ga penting, tidak ada buzz di yahooku, tidak ada pembicaraan ringan yang terjadi.

Aku mengerti semua ini walau agak berat. Aku pernah berada diposisi perempuan yang cemburu mati-matian dengan si sahabat pacarku yang notabene mantannya. Aku tau rasanya gemes saat aku merasa dia masih sangat peduli dan asik bergaul dengan mantannya. Aku tau dengan jelas rasa itu.

Lalu datanglah dia kembali. Apalagi saat gue lagi terguncang lebai begini, hadirlah dia dengan ocehan manja dan ping-an ga jelas di bbmku.

Terkadang aku membalas terkadang tidak. Kami bicara hal yang ringan dan singkat seperti : "eh liat, cewekku ini" lalu akan bilang : "wah, cewekmu perlu dicek kesehatannya karna milih cowok kayak lo". Kadang aku menyapa saat dia ganti display picture bbm-nya "wah, cantik dia. Pasti bisa milih yang lebih baik" dia akan balas "sirik aja lo" lalu kami akan tertawa.

Sumpah, kami tidak ada rasa apa-apa lagi kecuali seorang teman.

Kalau kalian tanya aku, aku akan bilang kesalahankulah menerima dia dulu, ternyata enakan jadi sahabat karna minus rasa cemburu akibat dia yang terlalu sering dikelilingi cewek-cewek.
Dan aku yakin dia akan bilang "sumpah, enakan. Jadiin astrid sahabat karena aku ga perlu capek-capek ingatin dia kalau aku pacarnya".

Kemudian sampailah di inti cerita kali ini. Beberapa minggu lalu dia ajak ketemuan. Aku tentu saja mau mengingat aku belum ditraktirin kenaikan pangkatnya.

Tetapi pertemuan ini bersyarat. Nah itu masalahnya. Aku ga mau kami ketemu tanpa diketahui kekasihnya. Itu mutlak. Aku ga mau suatu saat akan diseret-seret kemeja hijau karena sedikit merusak hubungan orang.
Oh, kurang banyak apa masalahku sampai harus nambah masalah baru. Hah? Hah?

Nah masalahnya lagi (beribet banget sih gue, kebanyakan masalah ¬_¬ ), dia ngadu kalau ceweknya pasti ga akan setuju. Dia ga perlu minta ijin soal itu. Ceweknya agak cemburuan (rasain lo! :p)

Aku jelas menolak. Walau sedih karena ga bakal dapet makan mewah gratis, aku tetap pada pendirianku.

Sampai detik ini, keputusan masih tetap sama. Aku legowo aja. Mungkin kami bisa bertemu lagi saat acaran nikahan dia, hei, atau bisa saja saat nikahan aku :p

Hah, ini yang aku katakan, susah bersahabat dengan mantanmu, kawan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar