Oh hai.. Mari belajar...
Belajar tanganmu menggenggam tanganku, belajar mengerti apa yang ada diotakku, belajar menikmati bagaimana menjadi aku..
Kamu akan terkejut mengetaui tentang aku.
Kamu akan begitu menyukainya :)

Senin, 04 Oktober 2010

hidup si astrid meliza


ini tentang aku... Hei, hei tunggu duluuuuu, jangan tutup lamannya duluuuu...
okay, ini mungkin akan jadi cerita narsis bin memualkan..tetapi siapa tahu anda akan suka membacanya (berdoa agar kamu menyukainya dan melanjutkan membaca..xixixi)....

Astrid Meliza


lahir dijakarta dengan tanggal yang tidak akan berubah seumur hidup :). 

nama Astrid dikasih bokap karena terinsiparasi dengan nama seorang astronot atau ilmuwan, yang gw lupa nama panjangnya siapa dan nama seorang profesor ahli komunikasi sosiologi yang bernama Prof Astrid Susanto Phd. Soal inspiras terakhir ga heran sih, si bokap suka dunia politik dan sosial..Yang heran yah dari mana dia tau ada astronot bernama astrid..xixixi..

Meliza dikasih sama uda (sebutan dari suku batak untuk adek cowok bokap. red). Udaku pendeta dan dia ngasih nama Meliza dari alkitab, yang kalau di alkitab tulisannya Melisa (ga tau ini benar apa ga. Soalnya kadang dia bilang karna dia suka aja nama Meliza..hehehe). 

soal pengalaman pindah-pindah daerah mengikuti orang tua, aku jagonya. 
Entah sudah berapa sekolah yang aku nikmati dan ribuan teman baru tiap tahunnya, membuat aku lebih mudah bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan baru. ini kelebihannya. Kekurangannya? well, aku gak punya teman akrab a.k.a sahabat dari SD. Aku juga ga punya banyak kenangan manis bersama teman-teman. Di belakang raport SD dan SMPku, penuh dengan tulisan "pindahan dari sekolah bla. alasan Ikut orang tua". 

SD ku nikmati di 3 kota. Pertama Manatuto (kawasan Timor Leste. 3 atau 4 jam dari Dili, ibukota Timor-timur dulu). Kedua Jogjakarta (aku jatuh cinta pada kota ini), ketiga Ambeno (Timor Leste lagi). Lalu Smp, aku sempat menikmati pantainya Ambeno, namun karna Timor pisah dengan Indonesia, aku pindah ke Atambua (terletak di Propinsi NTT). Disana aku hanya 1 semester. lalu pindah ke Medan. 

Baru saat SMU aku menamatkannya di satu sekolah (Thanx Lord). Persisnya di kota Balige, Sumatera Utara. Sempat sih aku mau di pindahin ke Medan, tapi aku kekeuh gak mau kemana-mana. Aku pengen ngerasain sekolah di satu tempat saja dan permohonan ini butuh waktu panjang dan adu argumen yang lama dengan orang tuaku. 

Saat kuliah, Nyokap pengennya aku di medan, biar dekat dengan mereka katanya. Wajar saja. Dua kakakku dari kecil tidak tumbuh didepan orang tuaku dan pasti ayah ibu tercinta ini pengen menikmati bagaimana melihat anak gadisnya tumbuh didekat mereka. Tapi aku menolak keinginan itu. Aku pengen mandiri, kataku. Aku pengen dikasih kesempatan yang sama seperti kakak-kakakku, yakni menjalani hidup sendiri. Bokap lebih hebat, dia mengiming-ngimingiku dengan berbagai fasilitas dan tunjangan. Aku ga gentar. Aku tetap pada pendirianku. Aku mau Kuliah di Jogja.

Beuuuuh, perjuangannya berat cint. Sama beratnya dengan pemilihan presiden. 
Lobi sana sini kulakukan. Mengarahkan massa pun ku gunakan. 
Aku minta kakak-kakakku dan adek semata wayangku untuk melembutkan hati orang tuaku, sampai kugunakan teman-teman ortuku.

Kemudian karena kalah suara, mereka mau tidak mau mengijinkanku keluar dari medan. Aku masih ingat bagaimana mami menangis dan memelukku erat. memberi pesan "hormati kakakmu, Dekat dengan Tuhan. Baik-baik disana. Jangan malas dan jangan ikuti pergaulan yang jahat. Belajar hemat. Sudah tidak ada mami yang menjagamu. Selalu berserah pada Tuhan".

Aku ingat bagaimana papiku memalingkan wajah. Berusaha tegar dan tidak mengeluarkan air mata. Aku tau dia hampir menangis. Hehe. Wajar saja, kami memang dekat. Kami sering berbagi waktu luang berdua dan aku sering sekali mengesalkan dia dengan sikap keras kepalaku. Papi memegang kepalaku dan berkata "Baik-baik inang. Tuhan memberkatimu."

Sekilas terbesit dikepalaku untuk membatakan perjalanan ini. Ternyata sakit banget berpisah dengan orang tua. Tetapi bayangan aku akan mandiri dan kemungkinan memiliki banyak pengalaman, membuatku tetap nekat. Inilah gaya anak masih muda yang berharap mendapatkan kemudahan tetapi belum tahu ganasnya dunia :D

Sampailah saya di Jogja. Seperti yang sempat saya katakan, Jogja adalah kota yang mampu buat saya jatuh cinta. duu waktu SD, saat masih bau kencur dan sangaaat polos, aku sudah mengatakan "suatu saat aku akan kembali ke kota ini!" dan beruntunglah aku, karena aku dapat memijakkan lagi ke kota ini. 


Jangan tanya kenapa aku cinta kota ini. well, setidaknya aku cinta tiga kota, mungkin kapan-kapan aku akan share dua kota lagi (eiiits, kenapa terdengar suara keluhan yaaa?!).
Aku suka suasana kota ini. aku sudah ramahnya kota ini. aku suka cara kota ini menyambutku.
well, terakhir kali aku datang, kota ini memang tidak seperti dulu lagi, tetapi aku masih sangat mencintainya :)


okay, singkat cerita, aku tiga tahun diJogja. Disinilah aku ditempa. Disinilah aku mengetahui bahwa tidak semua orang itu baik. Bahwa beberapa orang terkadang mengambil keuntungan dari rasa sedihmu, bahwa terkadang orang bisa jadi jahat saat kamu menganggap dia baik. 


Disinilah aku mengetahui bahwa memiliki Tuhan adalah mutlak. Bahwa berjalan sendiri tidak pernah baik. Bahwa mengandalkan diri sendiri itu nol besar. Bahwa elo harus keras pada dunia agar dunia lembut padamu. Banyak yang kupelajari disini dan aku makin mencintai jogja. :)

Suatu saat jika aku menikah, aku akan menghabiskan hari tuaku bersama si ayank suami dengan membuat rumah kecil dengan halaman luas untuk anjing-anjingku di jogja ini :)
Tidak peduli suamiku Josh Hartnett itu warga negara mana, yang pasti dia harus ikut istri dihari tua kami ..hahahahaha


Okay, setelah itu aku dipaksa orang tua dan saudara-saudaraku tercinta untuk tinggal di jakarta. OMG!!! Aku sangat kurang suka dengan Jakarta. Udaranya itu loh, tidak bersahabat banget, walo memang aku lahir disini. 

Semua kulakukan untuk tidak tinggal disini. Nyoba ke bandung, ortu ga setuju. huft...mau tidak mau, kali ini aku yang kalah. aku mengalah dan jujur aku kalah. hahaha.

aku kuliah lagi di depok, pesisirnya jakarta. hehe. benar-benar berbeda suasananya dengan jogja. akhirnya aku ngerasain enaknya kos (dijogja ngontrak bareng kakak) dan merasakan hidup mandirinya anak kos. 
kamarku paling belakang sebelah kiri itu ^^v

 Kudesain kamarku serba kuning dan menurut pengakuan beberapa teman kosku, kamarku seperti kamar satu keluarga. penuh barang. aku memang suka kamar yang penuh. ga suka ruangan kosong melompong.
kamar penuh warna :D

dinding korban kreasi..xixi

meja belajar tempatku meramu jawaban tugas dari dosen..hahaha


setelah lulus aku tidak ada keinginan sedikitpun merindukan depok. okay, aku kangen suasana kuliah dan rutinitasnya, tetapi tidak kotanya. entah mengapa...

dua tahun kuliah, dengan sekuat tenaga keluar dari kampus impian beberapa orang. sampailah saat dimana aku harus membersihkan barang-barang untuk ku bawa pulang ke rumahku di bintaro.


Dan sekarang, saat aku dihadapkan pada kenyataan hidup sebenarnya, aku harus memikirkan gemana akumenghidupi diriku dan membangun kehidupan baru tanpa mengenadahkan tangan pada ortu dan kakak-kakakku...tidak mudah, tetapi pasti tidak susah juga...riuan orang melakukannya dan ribuan orang berhasil. 


okay, kita lihat nanti, akan jadi apa si astrid meliza ditangan Tuhan :)
oaaaaaaaahhhh, aku senang dengaaaan hidup ini *kisskiss*







Tidak ada komentar:

Posting Komentar