Oh hai.. Mari belajar...
Belajar tanganmu menggenggam tanganku, belajar mengerti apa yang ada diotakku, belajar menikmati bagaimana menjadi aku..
Kamu akan terkejut mengetaui tentang aku.
Kamu akan begitu menyukainya :)

Selasa, 10 November 2009

papi Tonggo M napitupulu

hari itu ayahku bilang "maaf, karena keegoisan papi, kalian harus ikut terlibat".
keegoisan apa itu? papi ingin mengikuti pemilihan umum salah satu jabatan dalam pemerintahan daerah. kalau anda/kamu/kalian mengenal aku, anda/kamu/kalian pasti akan tertawa. papiku tidak punya uang sebanyak itu. selama ini dia menjadi pemimpin yang sangat bersih. ia rela tidak mengambil untung asal rakyat senang. menurut anda/kamu/kalian aku berbohong?? tidak. buktinya aku masih seperti ini. tidak ada merek mahal yang kupakai (walau aku menyukainya). walaupun ada, itu pasti pemberian sepupuku, kakakku, kekasihku, many more..
lalu untuk apa papi rela ambil resiko ini? karena ia ingin melakukan sesuau.
aku ingat, saat Ia kutanyakan: kenapa tidak papi ambil saja bagian nomer duanya pi? toh banyak yang inginkan papi untuk berada di posisi mereka. lalu jawab ayahku: "kalau aku berada dibawah, aku tidak bisa melakukan apa-apa. aku punya banyak cita-cita membangun daerah ini. kalau papi jadi orang nomer dua, banyak birokrasi yang harus dilalui. kalau papi jadi nomor satu, keinginan papi mengubah daerah ini jadi lebih baik dapat dengan mudah terlaksana". ya, ayahku bukan inginkan kekuasaan untuk memuaskan nafsu papi, mami , aku, kakak-kakakku, adikku. Ia hanya ingin kekuasaan untuk menunjukkan bahwa Ia bisa melakukan sesuatu yang ajaib. kenapa aku begitu percaya dan yakin atas alasan itu: karena aku sudah merasakan hidup bersamanya selama 23 tahun.
Ia ayah yang hebat. ayah yang tidak mau mementingkan diri sendiri. Ia selalu berkata padaku kalau Ia ingin diberi kesempatan. "berikan aku satu kesempatan, maka aku tidak akan mengecewakan. aku akan membuat daerah ini menjadi hebat." itu kira2 kalimatnya yang sampai detik ini masih kuingat.
akhir-akhir ini Ia suka sedih, dana untuk kampanye tidaklah mudah, banyak ejekan, banyak tusukan dari belakang. tetapi papiku ini tidak pernah mengeluh. Ia tetap sama, tidak pernah mau mengeluh. setiap kutanya, dari mana dana yang bisa papi dapatkan, jawabnya penuh ketegasan "biar Tuhan yang menyelesaikannya, yang penting papi berusaha. perbuatan baik tidak mungkin ditolak Tuhan".
Ia punya hati seornag hamba. aku ingat sekali sifatnya ini. Ia rela hidup tidak  berkelimpangan harta, yang penting Ia tidak masuk jajaran nama2 yang masuk neraka (hehe). Ia rela menghabiskan waktunya dikantor untuk memikirkan, apa yang bisa aku lakukan untuk negaraku. Ia selalu mengingatkan kepada kami, anat-anaknya: jika ia bukan hanya milik kami, Ia milik rakyat dan Ia berusaha untuk rakyat. percayalah, masih ada PNS yang seperti Ia...
hmmm, papiku terlalu sempurna? ya memang itulah dia. sempurna untuk aku.
i love u so much, dady....

2 komentar:

  1. Hebat, cerita yang hebat. Semoga Papimu menang.

    BalasHapus
  2. Apapun yg terjadi..Papi adalah ayah terhebat..luv him...muachhhh ;D

    BalasHapus